Pemerintah (Kemenhub) diharapkan segera mengeluarkan kebijakan penetapan terhadap pelabuhan Banten sebagai pelabuhan terbuka untuk kegiatan ekspor impor sebagaimana Tanjung Priok, Tanjung Perak, Belawan, dan Makassar.
“Sekarang sudah melayani kegiatan ekspor impor, namun belum ada penetapan dari pemerintah bahwa pelabuhan di Banten sebagai pelabuhan yang terbuka untuk kegiatan ekspor impor,” kata Tonno Sapoetro, Dirut PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) kepada Ocean Week, usai penandatanganan kerjasama antara PT KBS dengan PT Pelindo Marine Service, di Jakarta, Rabu (14/3).
Seperti diketahui bahwa KBS tahun lalu menangani bongkar muat mencapai 18 juta ton, tahun 2018 ditarget 20 juta ton.
Informasi yang diperoleh oceanweek menyebutkan bahwa total throughput barang melalui pelabuhan di Banten mencapai 40 juta ton. Mayoritas didominasi barang curah.
Menurut Tonno, kerjasama itu juga menjadi salah satu untuk mengantisipasi adanya perubahan perekonomian dimasa yang akan datang.
“Kerjasama ini salah satunya untuk aktifitas distribusi KANG,” kata Tonno.
KBS, tambah Tonno, juga sedang melakukan berbagai pengembangan fasilitas, seperti penambahan dermaga sepanjang 600 meter, lalu pembelian 4 unit crane, dan banyak lagi.
Tonno juga menyinggung mengenai rencana IPO KBS. Perseroan pada tahun ini direncana sudah Melantai ke bursa saham.
Sementara itu, Dirut PT PMS Putut Sri Mulyanto berharap kerjasama dengan KBS ini dapat memperkuat masing-masing perseroan. (is/***)