Arus petikemas lewat pelabuhan Pulau Baai Bengkulu tahun 2018 meningkat 44% dibaningkan tahun sebelumnya. Tahun 2018 produksi petikemas mencatatkan 26 ribu box, padahal tahun sebelumnya hanya mencapai 18 ribu box. Bahkan 2016 hanya tercatat 12 ribu box.
GM Pelindo II Bengkulu Nurkholis Lukman menyatakan peningkatan itu, selain karena perekonomian di daerah Bengkulu membaik, juga karena pertumbuhan bongkar muat petikemas domestik melalui Pulau Baai meningkat. “Ini menjadi hal yang cukup baik, dan itu artinya kegiatan ekspor sudah rutin dilakukan,” kata Nurkholis.
Selama ini, dari Pulau Baai sudah bisa ekspor, seperti produk kayu olahan, batubara, dan CPO. “Kami akan terus berusaha meningkatkan arus peti kemas, dengan harapan bisa berkontribusi ke daerah dan menumbuhkan ekonomi daerah,” ungkap Nurkholis.
Sebenarnya, sebelum Hambar Wiyadi (GM Bengkulu sebelumnya) dipindah tugaskan, sudah punya banyak gagasan untuk mengembangkan pelabuhan ini. Misalnya, pengembangan Terminal melalui dedicated terminal yakni pelayanan bongkar muat barang sesuai dengan jenis barang yang akan dibongkar muat di terminal tersebut (Terminal Curah Kering/TCK, Terminal Curah Cair/TCC.
Kemudian penataan dan Sistemisasi Terminal Petikemas dan Terminal Umum/General Cargo) serta pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan Instalasi Karantina Hewan (IKH). “Untuk pengembangan Terminal Curah Kering (TCK), disamping Dermaga Samudera yang ada saat ini, juga sedang menyelesaikan fasilitas tambahan 2 (dua) unit dermaga untuk kegiatan bongkar muat batubara yakni Dermaga Jetty A dan Dermaga Teluk Sepang (Eks Bukit Sunur),” kata Hambar kepada Ocean Week, sehari sebelum dirinya dipindah tugaskan sebagai GM Bengkulu.
Menurut Hambar, total investasi rencana pengembangan itu mencapai Rp24,4 miliar.
Mantan GM Pelabuhan Pangkalbalam ini, untuk Jetty A telah diselesaikan 100%, dilengkapi conveyor dengan kapasitas 1.500 ton/jam.
Sementara itu, untuk pengembangan Terminal Curah Cair seluas 17 Ha dengan kapasitas 5 juta ton/tahun, untuk menangani bongkar muat barang berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Bahan Bakar Minyak (BBM). Fasilitas ini dilengkapi Jetty yang mampu melayani kapal 20 ribu DWT, Piperack dan Storage Tank dengan berbagai ukuran 3 ribu hingga 5 ribu M3.
Untuk sistem Terminal Petikemas, sedang dilakukan pembangunan jaringan Fiber Optic (FO) di Terminal Petikemas, nanti dilengkapi dengan Informasi-Terminal Operating System (I-TOS) yang berbasis Information Communication Technology (ICT).
Kepala BPS Provinsi Bengkulu, Dyah Anugrah Kuswardani MA mengatakan, total ekspor Provinsi Bengkulu pada November 2018 lalu mencapai US$ 20,83 juta. Nilai ekspor ini mengalami peningkatan sebesar 16,23% dibandingkan dengan November 2017 yang tercatat sebesar US$ 17,92 juta. (be/ow/**)