Dibandingkan dengan 10 tahun atau 20 tahun lalu, Pelabuhan Tanjug Priok sudah berubah. Sekarang wajah pelabuhan tersibuk di Indonesia ini tak lagi ‘angker’. Tanjung Priok sudah semakin ‘ramah’, kesan menakutkan bagi orang-orang yang masuk ke pelabuhan ini, tak ada lagi.
Pelindo II Cabang Priok terus melakukan penataan sistem layanan, pengembangan fasilitas untuk menuju world class port. Bagaimana upaya-upaya yang dilakukan perseroan dalam rangka menggapai layanan prima, serta mewujudkan pelabuhan kelas dunia di tahun 2020. Langkah apa yang bakal ditempuh perseroan untuk menuju ke cita-cita tersebut.
Reporter Ocean Week berkesempatan mewawancarai GM Pelindo II Tanjung Priok, pada Kamis sore (24/1), di ruang kerjanya, berikut petikannya.
Bagaimana Kesiapan PT. Pelabuhan Indonesia II Cabang Tanjung Priok Menyongsong Era 2020 ?
Kesiapan Pelindo Tanjung Priok menyongsong 2020, sejalan dengan roadmap sampai dengan tahun 2020. PT Pelabuhan Indonesia II berambisi untuk menjadi operator pelabuhan berkelas internasional (world class port). Dalam rangka mewujudkan world class tersebut dimana taget yang harus dicapai di tahun 2019 adalah focus pada sustainable superior performance. Dapat diketahui bersama bahwa pada tahun sebelumnya, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok fokus untuk meningkatkan infrastruktur (hard infrastructure) dan Digitalisasi, baik yang berkaitan dengan Operasional, support operational maupun yang berkaitan dengan Customer/Pelanggan dan sumber daya manusia (SDM).
Apa saja yang sudah dicapai Pelindo Tanjung Priok ?
Tentunya sudah cukup banyak. Terkait dengan Kinerja Cabang Tanjung Priok sampai dengan bulan Desember Tahun 2018 adalah sebagai berikut. Untuk realisasi trafik kapal sebesar 14.307 tahun 2018 unit minus 1.8% dibandingkan tahun 2017 yang sebesar 14.470. Hal ini karena kapal yang berkunjung ke Pelabuhan Tanjung Priok sizenya (ukurannya) lebih besar. Kalau dilihat dari ukuran GT (Gross Tone) realisasi tahun 2018 sebesar 150.4 Juta GT atau 5 % naik dari tahun 2017 sebesar 141.81 Juta GT.
Lalu Apa Lagi ?
Selama tahun 2018, Tanjung Priok juga sudah menerapkan “gate pass” berbasis uang elektronik yang kita uji cobakan terhitung mulai tanggal 5 juli 2018. Kemudian pengoperasian Buffer area di Jalan Industri. Optimalisasi lahan-lahan yang idle atau yang sedang bermasalah sehingga dapat meningkatkan pendapatan. Lalu penerapan Zonasi jam Penundaan kapal di Pelabuhan Tanjung Priok, Penerapan aplikasi sistem CRM (Customer Relationship Management) untuk pelayanan Pelanggan, Penggunaan sistem MOS (Management Operating System) untuk pelayanan Pemanduan dan Penundaan, dan Implementasi standarisasi Nota Jasa Kepelabuhanan melalui e-Invoice di lingkungan Pelabuhan Tanjung Priok.
Capaian lainnya, bisa diceritakan ?
Banyak,,,misalnya memperoleh penghargaan Award Pelabuhan Cabang Tanjung Priok, Prima Utama Layanan Petikemas dari Kemenhub, Prima Madya Layanan Terminal Penumpang dari kemenhub, The best Inovation Cabang dari IPC Holding, Juara I K3 (Alat Pelindung Diri/APD) dari IPC Holding, Penghargaan Pelabuhan Sehat dari Kemenkes, dan Best Social Media dari IPC Holding.
Bagaimana Rencana Pengembangan Pelabuhan ke Depan ?
Setelah adanya zonasi bisnis anak perusahaan, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok lebih focus pada peningkatan kegiatan Pelayanan jasa Kapal, Optimalisasi Asset, dan Pelalayanan Rupa- rupa Usaha
Bagaimana kesiapan SDM yang ada khusus dalam memasuki era digital
Untuk mendukung digitalisasi port, Cabang Pelabuhan Tanjung Priok selalu melakukan pelatihan-pelatihan dan transfer knowledge, konsisten terhadap kedisiplinan dan mengikuti perkembangan digitalisasi port system.
Target dan harapan ke Depan ?
Pelabuhan Cabang Tanjung harus bisa menghadirkan pelayanan yang terbaik, akurat dan tepat kepada seluruh pengguna jasa diantaranya adalah “Digital Port” dengan pelayanan yang berbasis IT untuk mewujudkan World Class Port. (wan/is/**)