Pelabuhan Pulau Baai, sebagai jalur utama distribusi barang domestik dan ekspor di Provinsi Bengkulu sedang menghadapi krisis pendangkalan yang dari hari ke hari semakin parah sejak 2018.
Bahkan sekarang, alur pelayaran ke pelabuhan Baai Bengkulu yang sebelumnya memiliki kedalaman 7-11,5 meter, kini hanya tinggal 1,5 meter.
Eksekutif Direktur Direktur Regional 2 PT Pelindo Drajat Sulistyo ketika dikonfirmasi Ocean Week melalui WhatsApp nya mengenai kapan akan dilalukan pengerukan, hingga berita ini ditulis belum memberikan jawaban.
Padahal dampak pendangkalan sangat serius karena mengganggu distribusi kebutuhan pokok seperti bahan bakar minyak dan beras (sembako). Hal ini juga menyebabkan penurunan tajam kapasitas ekspor.
Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Bengkulu, Rosjonsyah mengatakan, Pelabuhan Pulau Baai merupakan jalur utama ekspor di Bengkulu, namun sejak tahun 2018 lalu terus mengalami pendangkalan.
“Alur pelayaran pelabuhan yang sebelumnya memiliki kedalaman 7-11,5 meter, kini hanya tersisa 1,5 meter. Bahkan sebagian kolam breakwater sudah berubah menjadi daratan pasir,” kata Rosjonsyah kepada pers, Sabtu (28/12/2024).

Rosjonsyah menyatakan, bahwa kondisi pendangkalan ini telah menyebabkan kerugian besar bagi perekonomian Bengkulu, yang diperkirakan mencapai ratusan miliar hingga triliunan Rupiah setiap tahunnya.
“Saya minta seluruh instansi terkait segera mencari solusi terbaik agar masalah ini tidak terus berulang setiap tahun. Karena bisa menjadi ancaman bagi perekonomian Bengkulu,” kata Rosjonsyah.
“Hal ini kemudian menurunkan kapasitas angkut barang, menghambat ekspor, serta menyebabkan keterlambatan pengiriman barang,” ujarnya.
Joko kepada pers mengungkapkan, ekspor batu bara yang sebelumnya mencapai 10 juta ton per tahun kini hanya mampu mengirimkan 3 juta ton. Bahkan, pengangkutan harus menggunakan tongkang untuk memindahkan barang ke kapal besar di tengah laut.
“komoditas ekspor lainnya, seperti cangkang sawit, hasil laut, dan rumput laut, juga ikut terdampak,” kata Joko.
Situasi tersebut mendesak pemerintah dan pihak terkait untuk segera mencari solusi konkret agar fungsi strategis Pelabuhan Pulau Baai dapat kembali optimal, sehingga perekonomian Bengkulu dapat terselamatkan.
Seperti diketahui bahwa belum lama ini, conveyor (sebuah alat bongkar muat) di pelabuhan Pukau Baai Bengkulu terbakar.
Meski PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu menjamin tak akan mengganggu pelayanan kepelabuhanan.
Cukup disayangkan, kapal besar tak bisa merapat ke dermaga karena dangkal, malah ada tambahan conveyor yang menjadi pendukung bongkar muat barang terbakar.
“Kami sebagai perusahaan pelayanan publik memohon maaf kepada pelanggan dan masyarakat atas ketidaknyamanannya serta menjamin bahwa pelayanan kepelabuhanan di Pelabuhan Pulau Baai dapat berjalan dengan normal dan tidak terganggu atas kejadian ini,” kata General Manager PT Pelabuhan Indonesia (Persero) Regional 2 Bengkulu S. Joko di Bengkulu, dikutip dari Antara. (***)