Ketua Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jawa Timur Sebastian Wibisono meminta pengelola Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya untuk melakukan peremajaan peralatan di terminal pelabuhan.
Wibi menyatakan hal tersebut harus dilakukan seiring semakin lambatnya atau tidak efisiennya penanganan peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya sementara volume kedatangan kapal terus meningkat.
“Yang dibutuhkan adanya peremajaan peralatan di terminal karena pelambatan bongkar muat dan arus barang dari terminal keluar menjadi salah satu penyebab. Ini perlu ada peremajaan alat,” katanya di Surabaya, Kamis.
Wibi mengatakan ketidakefisienan ini memberikan dampak berantai mulai dari port stay kapal lebih lama, dwelling time meningkat, serta kegiatan distribusi barang yang terhambat sehingga biaya operasional akan naik.
Oleh sebab itu, peningkatan pelayanan melalui peremajaan peralatan bongkar muat di Pelabuhan Tanjung Perak sangat dibutuhkan terutama untuk kecepatan proses bongkar muat.
Menurutnya, peremajaan alat dapat membuat masa tunggu berkurang karena dalam proses bongkar muat perlu alat yang sehat mengingat apabila saat bongkar kapal terdapat kerusakan maka membutuhkan waktu untuk perbaikan,
“Potensi kenaikan biaya logistik di depan mata yang akan menjadi beban pengguna jasa baik pelayaran, forwarder, maupun pedagang,” ujarnya dikutip dari Antara.
Terlebih, apabila terdapat peralatan yang baru maka kendala menunggu perbaikan berkurang sehingga menambah waktu dan KPI volume seperti misalnya apabila biasanya satu jam membongkar kontainer 20-25 unit maka dengan alat baru bisa 35 kontainer per jam.
Ketua Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo) DPC Surabaya I Wayan Sumadita menambahkan, kapasitas alat yang terbatas di pelabuhan-pelabuhan dapat menyebabkan waktu tunggu bongkar muat mencapai 14 jam.
Sementara itu, Kepala Bidang Lalu lintas Angkutan Laut, Operasi dan Usaha Kepelabuhanan KSOP Kelas Utama Tanjung Perak Surabaya Nanang Affandy memastikan pihaknya akan terus menjaga kualitas pelayanan di pelabuhan.
Nanang mengatakan dibutuhkan kolaborasi antara pemerintah, pelabuhan, dan perusahaan pelayaran untuk meningkatkan kualitas layanan dan memperbaiki kendala yang ada demi kelancaran arus barang di pelabuhan.
“Kami terus berupaya untuk menjaga kualitas pelayanan di pelabuhan Tanjung Perak dan segala masukan akan selalu kami terima dengan baik untuk perbaikan yang berkelanjutan,” katanya. (**/ant)