Potensi perekonomian provinsi Banten sungguh menggembirakan, karena terus bertumbuh. Hal itu juga diakui Wakil Gubernur Banten Andika Hazrumy. Sekitar 50 persen pertumbuhan itu disumbang dari jasa industri.
Namun tidak juga dipungkiri bahwa potensi kemaritiman di Banten pun memberi kontribusi cukup besar, sayang belum sepenuhnya tergali dengan baik. Ada lima pelabuhan potensial, penyumbang devisa provinsi Banten maupun pemerintah pusat, antara lain pelabuhan Cigading (dikelola KBS), Ciwandan (Pelindo II), Merak Mas (Indah Kiat), dan Karanghantu.
Paling tidak, tahun lalu sebanyak 45 juta ton barang domestik, dan 25 juta ton barang internasional keluar masuk lewat Banten diangkut oleh sekitar 9.224 unit kapal melalui pelabuhan-pelabuhan di Banten.
Karena potensi itu pula, kemudian pemprov Banten ingin mengaturnya melalui Perda, yang sekarang ini sedang digodok dan diharapkan rampung tahun 2018 ini.
Sejauh mana, potensi itu mampu digarap oleh usaha bongkar muat (PBM) lewat APBMI, berikut petikan eklusif wawancara Ocean Week dengan Ketua APBMI Banten Alawi Mahmud, Selasa (24/4), di Cilegon.
Benarkah perekonomian Banten terus tumbuh?
Menurut saya ya. Kita lihat saja, bahwa sekitar 45 juta ton kargo domestik, dan 25 juta ton barang internasional dikapalkan lewat berbagai pelabuhan di Banten. Mungkin kedepan, masih bertumbuh. Makanya, perlu ada regulasi dari pemerintah daerah, semacam Perda khusus kemaritiman.
Infonya Perda sedang dibuat?
Setahu saya begitu. Tapi jujur, pemerintah Banten belum pernah membuat Perda tentang kemaritiman. Makanya, APBMI dalam waktu singkat berencana silaturahmi ke gubernur Banten untuk memberikan masukan melengkapi rancangan Peraturan tersebut.
Jadi?
Perda itu perlu, yang penting tidak bertentangan dengan undang-undang diatasnya, misalnya UU no 17/2008 tentang pelayaran.
Harapan bapak dengan Perda maritim?
Harapannya mampu melihat kebutuhan daerah, serta tidak tumpang tindih dengan regulasi diatasnya. APBMI Banten akan mensupport untuk itu.
Sejauh mana peran APBMI, masuk dalam volume 40 juta ton itu?
Kami berupaya membangun dan meningkatkan sinergi dengan para pengelola terminal/pelabuhan, maupun stakeholder terkait lainnya. PBM anggota APBMI harus terakomodir. Namun, kami juga menyadari untuk itu perlu profesional, kompetensi di usaha bongkar muat sendiri.
Langkahnya?
Kami tidak henti-hentinya melakukan edukasi kepada sekitar 75 persen dari total anggota sebanyak 120 PBM untuk meningkatkan kompetensinya, melalui pelatihan kepada mereka.
Berat ya tugas APBMI Banten?
Kalau berat ya cukup berat, tapi ini amanah, dan alhamdulilah yang 25 persen PBM kan sudah memenuhi standar, dan siap bersaing
di kancah nasional. Yang penting bagaimana para pihak memberi peluang kepada kami (PBM) untuk tetap hidup. (****)