Terbongkarnya kasus sindikat pencurian BBM sebanyak 35 Kiloliter atau 35 ribu liter BBM jenis solar bersubsidi di Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar, diduga tidak hanya melibatkan pegawai rendahan di Pelabuhan Makassar.
Direktorat Polair Polda Sulsel pun dalam waktu dekat ini, segera memeriksa Otoristas Pelabuhan Soekarno-Hatta Makassar.
“Kita akan panggil secepatnya Syahbandar Pelabuhan Makassar untuk dimintai keterangan, karena yang paling mengetahui bunker tersebut adalah Otoritas Pelabuhan Makassar,” kata Direktur Polair Polda Sulsel Kombes Pol Hari Sanyoto.
Jika terbukti ada pihak Otoritas Pelabuhan, Pelni, serta Pertamina yang terlibat, akan segera ditindaki karena kasus tersebut termasuk bentuk korupsi dan merugikan negara terkait pencurian BBM bersubsidi.
Sebanyak empat orang ditetapkan tersangka yakni karyawan outsorcing Pertamina dari PT Kurnia Sulawesi, Khalis; pegawai Pelni, Yosi; sopir truk bunker Pertamina, Hasanuddin; dan satu pegawai KPLP Hendro.
Hari Sanyoto membeberkan, peran keempat tersangka. Pegawai outsorcing Pertamina Khalis berperan membuka keran minyak, Pegawai Pelni Yosi diketahui sebagai penerima saat BBM dipindahkan ke Kapal LCT, Hendro sebagai pencari pembeli, sedangkan sopir truk bunker Pertamina mengantar mobil pompa BBM.