Kementerian Perhubungan melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Laut kembali melakukan bimbingan dan pelatihan peningkatan keselamatan pelayaran kepada seluruh stakeholder terkait, baik para petugas di lapangan, para operator maupun masyarakat pengguna transportasi laut.
Sebelumnya, acara serupa juga dilaksanakan di Danau Toba Sumatera Utara dan kali ini bimbingan dan pelatihan kembali dilaksanakan secara bersamaan di wilayah Selayar dan Bira Sulawesi Selatan.
Acara pelatihan peningkatan keselamatan pelayaran di Selayar diselenggarakan di Hotel Rayhan Selayar yang dilaksanakan selama 4 hari mulai tanggal 13 s.d 16 Agustus 2018 diikuti oleh seluruh stakeholder di Kecamatan Selayar dan sekitarnya.
Adapun Menteri Perhubungan, Budi Karya Sumadi yang didampingi Direktur Jenderal Perhubungan Laut ikut hadir dalam acara tersebut dan berkesempatan memberikan pengarahan terkait pentingnya keselamatan pelayaran.
Direktur Jenderal Perhubungan Laut, R. Agus H. Purnomo mengatakan bahwa pelatihan peningkatan keselamatan pelayaran seperti ini sangat penting dilaksanakan teruatama untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa keselamatan pelayaran merupakan hal yang sangat penting bahkan harus dijadikan sebagai budaya, baik itu bagi para petugas di lapangan, pemilik kapal maupun masyarakat yang menggunakan transportasi laut.
“Sasaran pelatihan peningkatan keselamatan pelayaran ini adalah semua stakeholders di bidang keselamatan pelayaran baik petugas di lapangan, operator atau pemilik kapal maupun masyarakat agar memahami secara benar bahwa keselamatan pelayaran merupakan hal yang sangat penting dan harus ditaati bersama,” kata Dirjen Agus.
Sementara itu, Direktur Perkapalan dan Kepelautan, Dwi Budi Sutrisno mengatakan bahwa banyaknya kejadian kecelakaan atau musibah di laut akhir-akhir ini, menjadikan jajaran Direktorat Jenderal Perhubungan Laut harus mengevaluasi kembali bagaimana upaya peningkatan pengawasan keselamatan pelayaran di seluruh wilayah perairan Indonesia.
“Saya tegaskan kembali bahwa semua pihak harus secara bersama-sama menaati dan mendukung terciptanya keselamatan dan keamanan pelayaran di Indonesia. Kepada petugas di lapangan harus menegakkan dan mengawasi semua arus barang maupun penumpang dan memastikan bisa berjalan sesuai aturan yang berlaku. Begitu juga kepada pemilik kapal dan masyarakat harus turut mendukung bagi terciptanya keselamatan pelayaran dengan mentaati peraturan dan perundang-undangan yang berlaku. ” tegas Dwi Budi.
Dwi Budi mengatakan bahwa musibah atau kecelakaan kapal di laut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain karena cuaca, manusia, maupun kondisi kapalnya. Ketiga faktor itulah yang sering menjadikan penyebab utama terjadinya kecelakaan kapal di laut.
Terkait dengan hal tersebut, maka melalui pelatihan dan peningkatan keselamatan pelayaran khususnya bagi para pemilik kapal tradisional agar lebih memahami teknik dan cara menyelamatkan diri saat terjadi kecelakaan kapal.
“Ada teknik-teknik yang perlu diketahui oleh para pemilik kapal dan semua penumpang khususnya bagi kapal tradisional seperti teknik memakai baju pelampung atau life jacket. Tidak semua masyarakat maupun awak kapal tahu persis bagaimana cara memakai life jacket yang benar sehingga harus diberitahu dan dididik yang tujuannya untuk mengurangi angka kecelakaan,” kata Dwi Budi.
Selama 4 (empat) hari dari tanggal 13 s.d 16 Agustus 2018, para peserta Bimtek baik yang Selayar maupun di Bira Sulawesi Selatan akan diberikan pengarahan dan materi terkait peningkatkan implementasi keselamatan pengoperasian kapal dan keselamatan pelayaran, dengan narasumber dari Direktorat Perkapalan dan Kepelautan Kapal, Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan. (hub/**)