Wacana Menteri BUMN Erick Thohir untuk menggabung PT Pelni dan PT ASDP ke PT Pelindo mendapat tanggapan dari Ketua INSA Carmelita Hartoto, dan pengamat kemaritiman nasional Capt. Asmary Heri.
Kata Carmelita Hartoto, dilihat dari prospek kegiatan bisnis, Pelni dan ASDP bisa akan lebih berkembang terutama dalam pengembangan armada kapal dan service coverage-nya karena dukungan / support baik capital/dana maupun operasional dari induk-nya yaitu Pelindo.
“Ditinjau dari sisi persepsi/image tentunya juga akan bagus karena bisa menghemat APBN mengingat terutama Pelni dan mungkin ASDP yang adalah penerima dana PSO dan PMN (penambahan modal negara/ capital injection), sehingga dengan digabung ke Pelindo, anggaran untuk PSO dan mungkin PMN untuk Pelni/ASDP bisa dihemat. Persepsi kinerja kementerian BUMN tentunya terangkat lebih baik,” kata Carmelita yang juga ketua pelayaran ASEAN.
Carmelita juga menyampaikan bahwa Trend di dunia memang arahnya konsolidasi, sebagaimana DP world (salah satu operator pelabuhan kelas dunia) juga masuk ke biz shipping dengan meng-akuisisi perusahaan pelayaran untuk mensupport kegiatan pelabuhannya serta expansi ke sektor yang terkait (maritime related biznis, termasuk logistics).
“Mudah-mudahan rencana penggabungan Pelni/ASDP dan barangkali Djakarta Lloyd ke Pelindo, bukan saja menghemat PSO tapi yang lebih penting adalah bisa meningkatkan kinerja korporasi secara keseluruhan karena lebih efficient dan terintegrasi. Syukur-syukur bisa kembali mengoperasikan Djakarta Lloyd sebagai Flagcarrier untuk International services seperti era 80-an,” ungkap Meme (panggilan akrabnya).
Sementara itu, pandangan yang sama juga dikemukakan Asmary Heri. Mantan pengurus INSA ini menyatakan bahwa rencana Erick Tohir menggabungkan Pelni dan ASDP ke Pelindo bagus juga. Sebab jika dilihat dari prospek kegiatan bisnis, Pelni dan ASDP bisa akan lebih berkembang terutama dalam pengembangan armada kapal dan service coverage-nya karena dukungan/support baik capital/dana maupun operasional dari induk-nya yaitu Pelindo.

“Ditinjau dari sisi persepsi/image tentunya juga akan bagus karena bisa menghemat APBN mengingat Pelni dan mungkin ASDP yang adalah penerima dana PSO dan PMN (penambahan modal negara/capital injection), sehingga dengan digabung ke Pelindo, anggaran untuk PSO dan mungkin PMN untuk Pelni/ASDP bisa dihemat,” kata tokoh pelayaran nasional ini.
Capt Asmary pun berharap rencana penggabungan Pelni/ASDP dan barangkali Djakarta Lloyd ke Pelindo, bukan saja menghemat PSO tapi yang lebih penting adalah bisa meningkatkan kinerja korporasi secara keseluruhan karena lebih efficient dan terintegrasi.
Namun banyak pula sejumlah Tokoh kemaritiman yang mengkhawatirkan akan penggabungan perusahaan di sektor pelayaran atau angkutan laut tersebut ke Pelindo, mengingat jika PSO untuk Pelni dan subsidi terhadap ASDP dicabut, maka akan menjadi beban Pelindo. “Bisa-bisa Pelindo akan bankrut karena harus terbebani kedua perusahaan tersebut,” ungkapnya.
Oleh sebab itu, mereka minta supaya Menteri BUMN Erick Thohir membuat kajian yang benar-benar, agar nantinya tak ada yang menyesal dikemudian hari. (***)