Pelindo II Teluk Bayur mulai menata diri, baik internal maupun eksternal. Infrastruktur penunjang kegiatan pelabuhan disiapkan, lalu sistem layanan juga diperbaharui, mengarah ke online sistem. Kebangkitan Pelabuhan Teluk Bayur segera dimulai. Sejumlah target menjadi obsesi pengelola Pelindo II Cabang Teluk Bayur di Sumatera Barat ini.
Apa saja yang akan dilakukan, dicapai, serta ditargetkan Pelindo Teluk Bayur menuju kebangkitan, Ocean Week berhasil menginterview Armen Amir, GM Pelindo Teluk Bayur, mengenai rencana-rencana tersebut, berikut petikannya.
Pertama, selamat untuk Anda, memimpin Pelabuhan Teluk Bayur?
Terima kasih, ini berkat do’a teman-teman semua. Saya balik kampung
Lalu, apa yang akan Anda lakukan?
Teluk Bayur Bangkit sedang menggagas Sumbar Menuju 5 Juta Ton Ekspor CPO per tahun. Tahun lalu saja (2017), ekspor CPO dari Teluk Bayur sudah 2,5 jt ton, tahun 2018 ini walaupun adanya *ban* oleh Parlemen Eropa tentang larangan impor BIO FUEL dari negara-negara pemasok, kami optimis tahun ini ada peningkatan diatas 2,5 juta ton.
Tapi, kenapa CPO?
Produk CPO ini sangat spesial bagi Teluk Bayur Bangkit karena ini adalah komoditas unggulan dan andalan Indonesia, untuk itu Teluk Bayur Bangkit memberikan perhatian yang sangat serius agar komiditas ekspor ini bisa meningkat setiap tahunnya.
Mengenai layanan bongkar muat?
Terkait dengan peningkatan produktivitas bongkar muat, ini adalah masalah yang klasik yang selalu terjadi disemua pelabuhan. Teluk Bayur Bangkit dalam salah satu bagian program penataan menyeluruh semua layanan operasional kepelabuhanan, menjadikan layanan bongkar muat sebagai prioritas utama untuk dilakukan penataan.
Memangnya ada dengan bongkar muat di Teluk Bayur?
selama ini pengendalian terhadap kelancaran layanan bongkar muat tidak dilakukan dengan serius, kapal yang sandar dan PBM yang bekerja dibiarkan begitu saja, kapal mau bekerja lama, apakah alat bongkar muat tersedia sudah memadai dan mencukupi, gudang penerima apakah sudah siap, angkutan apakah sudah tersedia di pelabuhan, tenaga pengendali apakah ada yang bertugas mengawasi pelaksanaan bongkar muat, TKBM tersedia dengan baik, dan lain sebagainya. Ini kemudian yang perlu dibenahi, pada setiap rapat Kapal yang membahas persiapan untuk melayani kegiatan bongkar muat, semua kebutuhan untuk menjamin kelancaran layanan bongkar muat dipastikan dalam rapat kapal tersebut untuk disediakan, seperti berapa alat yang dibutuhkan, apakah menggunakan alat milik Teluk Bayur Bangkit atau menggunakan crane kapal, bila menggunakan crane kapal harus dipastikan crane kapal itu mampu melayani kegiatan bongkar muat dengan produktivitas yang tinggi. Lalu angkutan harus tersedia dalam jumlah cukup, kebutuhan akan angkutan ini dihitung dengan mengukur jarak dari pelabuhan ke gudang penerima dan sebaliknya dan seperti apa pola bongkar dan muat yang dilakukan di gudang apakah sudah menggunakan mekanisasi atau masih menggunakan tenaga manusia, TKBM apakah tersedia dengan jumlah sesuai yang sudah di *aanvraag*.
Jadi?
Semua hal-hal tadi kemudian dituangkan dalam dokumen hasil keputusan rapat kapal dan ditandatangani oleh semua pihak, pemilik barang, perusahaan angkutan, PBM yang bekerja, Pelindo II Teuk Bayur, dan lainnya. Dokumen ini kemudian yang harus diperhatikan oleh unit pengendali operasional yang sudah dibentuk di Teluk Bayur Bangkit yang dinamakan PORT CAPTAIN, Deputy Port Captain, para TERMINAL CAPTAIN serta para CONTROLLER, mereka kemudian mengawasi dan mengendalikan dilapangan untuk memastikan semua target-target yang sudah ditetapkan dan disepakati dalam RAPAT KAPAL tersebut terpenuhi, bila tidak terpenuhi maka di lapangan tentu akan ditegakkan kesepakatan yang sudah dibuat tersebut.
Harus begitu ya?
Mesti ada aturan. Penegakan kesepakatan tersebut adalah semata untuk memastikan semua produktivitas bongkar muat tercapai dan mendorong semua pihak untuk bersama-sama meujudkan produktivitas yang tinggi, sehingga kapal menjadi lebih efisien dan efektif pada waktu sandarnya dan kapal lain yang akan masuk menggantikan kapal sebelumnya menjadi lebih pasti waktunya untuk sandar.
Bagaimana respon pengguna jasa?
Seharusnya apa yang kami lakukan ini didukung oleh semua pihak yang ingin kapal dan barang-barang mereka cepat dilayani selama berada di pelabuhan Teluk Bayur. Kami tentu menjadi tidak mengerti kemudian ada keluhan dari pihak-pihak yang tidak ingin mematuhi apa yang sudah menjadi kesepakatan dalam rapat kapal dan apa yang menjadi keinginan dari Teluk Bayur Bangkit untuk menciptakan produktivitas tinggi dalam layanan kegiatan bongkar muat barang. Bila dalam pelaksanaannya kemudian ada kendala-kendala yang diluar dari kemampuan pihak-pihak yang sudah bersepakat, seperti keadaan cuaca dan hal-hal lain diluar kemampuan para pihak tersebut, maka hal itu akan dinilai, bila betul penyebab gangguan itu adalah diluar kemampuan para pihak, maka akan diberikan pertimbangan-pertimbangan, seperti perpanjangan waktu layanan dan sebagainya.
Harapan Anda?
Kami berharap, target menjadikan Teluk Bayur 5 juta ton bisa tercapai. Lalu penataan dan perubahan demi perbaikan untuk kepentingan semua pihak juga dapat dipahami oleh semua pengguna jasa. Pastinya Teluk Bayur Bangkit, hadir untuk memberi layanan terbaik sesuai keinginan pengguna jasa. (rid/**)