Kepala Pusat Kajian dan Pengembangan Kawasan Asia Pasifik dan Afrika, Kementerian Luar Negeri (BPPK Kemenlu RI), Arifi Saiman, menyatakan dari Aceh sekarang sudah bisa ekspor barang langsung ke India (Kepulauan Andaman-Nikobar) dan Myanmar. Untuk daerah Aceh Utara dan sekitarnya bisa melalui Pelabuhan Krueng Geukueh, Aceh Utara.
Pernyataan tersebut disampaikan Arifi dalam diskusi dengan tim peneliti kerja sama ekonomi dan konektivitas tiga negara yaitu Indonesia, India, dan Myanmar di Kampus Universitas Almuslim (Umuslim), baru-baru ini.
Arifi mengatakan ide kajian tentang kerja sama ekonomi dan konektivitas tiga negara itu lahir di Umuslim 2017 lalu. “Sekarang ekspor barang dari Aceh ke India dan Myanmar sudah dapat dilakukan langsung tanpa harus melalui Medan (Belawan),” jelas Arifi Saiman.
Rektor Umuslim, Dr H Amiruddin Idris, menyatakan dengan hasil penelitian yang sudah terwujud itu, semakin menambah kontribusi Umuslim untuk kepentingan bangsa, terutama Aceh.
Sementara itu Rektor Unimal, Prof Dr Apridar, keberadaan Aceh sangat strategis sebagai kawasan perdagangan dunia. Apridar juga mengajak masyarakat Aceh untuk mengubah image bahwa Aceh itu daerah yang tidak aman berinvestasi. “Kita harus melawan image negatif tesebut, karena ada kepentingan kompetitor luar Aceh yang sengaja menghembuskan isu Aceh angker,” kata Apridar.
“Ini perlu peran pemerintah dengan melibatkan semua pihak, termasuk kampus untuk melawan kompetitor luar yang menghambat pertumbuhan ekonomi Aceh. Apabila pengusaha Aceh menjual komoditasnya langsung ke luar negeri tanpa melalui Medan, kami yakin Aceh lebih maju daripada Medan,” ungkapnya. (sn/**)