Presiden ke-5 RI Megawati Soekarnoputri meluncurkan kapal rumah sakit terapung Laksamana Malahayati di Dermaga Inggom, Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta Utara, Sabtu (10/6).
“Kenapa saya kasih nama Malahayati? Karena saya kagum sekali sama Ibu Malahayati. Itu saya baca sejarahnya. Jadi dia ini bukan laksamana simbolis, dia laksamana betul, karena ketika bapaknya yang katanya raja, itu juga laksamana, itu gugur digantikan oleh beliau,” kata ketua umum PDIP Megawati.
Megawati juga mengisahkan pertempuran antara Malahayati dengan penjelajah Belanda, Cornelis de Houtman. Megawati merasa bangga dengan sosok perempuan yang bertempur dan mengalahkan Cornelis de Houtman itu.
“Laksamana Malahayati dijadikan oleh rakyatnya, pengikutnya, untuk menjadi laksamana tempur sama Cornelis de Houtman. Saya dengar itu bangganya kayak apa. Jadi saya selalu memberi juga, membangkitkan semangat kaum perempuan,” ujarnya.
Megawati mengaku ingin memicu semangat perempuan Indonesia lewat kisah Laksamana Malahayati. Dia mengatakan Malahayati adalah perempuan perkasa.
“Maksud saya, kaum perempuan Indonesia kenapa, kok, lembek gitu, lho. Makanya saya kasih nama ini supaya nanti kalau keliling kalau ditanya apa namanya, Laksamana Malahayati. Siapa dia? Dia adalah perempuan perkasa, maunya saya ngomong begitu, biar di ujung-ujung sana, remote area itu, rupanya perempuan bisa megang kapal,” jelas Megawati.

Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) RI Budi Karya Sumadi mengatakan Kapal Rumah Sakit (RS) Terapung Laksamana Malahayati merupakan simbol kehadiran negara di wilayah maritim.
“Ini (kapal RS Terapung Laksamana Malahayati) sekali lagi mengingatkan kehadiran negara di wilayah maritim harus ditingkatkan,” kata Budi dalam acara peresmian operasional Kapal RS Terapung Laksamana Malahayati dan Kapal Kesehatan Rakyat, di Tanjung Priok.
Budi Karya mengaku bahagia laut Indonesia dihiasi kegiatan peluncuran dua kapal itu yang dinilainya sangat filosofis, terlebih operasinya menuju pelosok Tanah Air.
“Pak Presiden selalu berpesan semua kegiatan dilakukan harus memikirkan atas kepentingan rakyat dan kami melihat ada empat hal filosofis pada Kapal Laksamana Malahayati,” kata Menhub dalam sambutannya.
Adapun keempat hal filosofis itu adalah nama Laksamana Malahayati, kemudian sosoknya yang heroik sebagai pahlawan nasional, lalu tokoh perempuan, dan figur yang berasal dari ujung barat Indonesia.
Budi Karya menyatakan Kapal Kesehatan tersebut sangat penting mengingat Indonesia merupakan negara maritim.
“Ibu Mega yang saya hormati, apa yang menjadi kegiatan hari ini tentu langkah yang baik pada kami, kapal-kapal seperti ini harus dibangun lebih banyak menuju titik penting yang lebih jauh lagi dan empat filosofi tadi harus menjadi dasar apa yang kita lakukan,” katanya.
Hadir pada kesempatan tersebut, Ketua DPP PDIP Prananda Prabowo, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, dan Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati, Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Menteri Sosial Tri Rismaharini, dan Kepala LKPP Hendrar Prihadi.
Ada juga Ketua DPP PDIP Nusyirwan Soejono dan pihak Baguna PDIP Ribka Tjiptaning.
Selain itu, hadir juga Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Muhammad Ali, Kepala Badan Pemelihara Keamanan Polri (Kabaharkam) Komjen Mohammad Fadil Imran, serta perwakilan Panglima TNI yaitu Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen dr. Guntoro. (**/ant)