Pelabuhan Marunda di Jakarta Utara terus menggeliat. Aktivitas sandar kapal dan bongkar barang muatan tak pernah sepi di tiga terminal pelabuhan ini, yakni Kaliblencong, Marunda Center Terminal (MCT) dan Karya Cipta Nusantara (KCN).
Hingga bulan Oktober 2019 saja tercatat 27.259.364 ton (bongkar) dan 13.955.695 ton (muat). Sementara kunjungan kapal mencapai 7054 unit, atau naik 5,60% dibandingkan tahun 2018 periode sama yang tercatat 6680 unit kapal.
Dari angka tersebut, 57,04% terkontribusi dari terminal Kaliblencong, MCT 25,41%, dan KCN 17,55%.

“Kurang lebih 700 unit kapal setiap bulan keluar masuk berkegiatan di pelabuhan Marunda ini,” kata Iwan Soemantri, KSOP Marunda kepada Ocean Week, di Jakarta, Senin (25/11).
Sedangkan penerimaan PNBP hingga bulan Oktober 2019, sudah mencapai Rp 17,4 miliar. “Targetnya tahun ini Rp 19 miliar. Kami optimis bisa mencapai target, karena ini masih ada dua bulan lagi (November & Desember). Setiap bulan penerimaan PNBP per bulan sekitar Rp 1,2 miliar,” ujarnya lagi.
Iwan menambahkan, bahwa dominasi komoditi yang melalui pelabuhan Marunda yaitu batubara dan pasir. “Tahun ini (hingga Oktober) barang yang dibongkar disini (pelabuhan Marunda) dibandingkan 2018 terjadi penurunan sekitar 4%, dan muat turun 37%,” ucapnya lagi.
Menurut Iwan, penurunan tersebut disebabkan karena pelabuhan Cirebon sudah dibuka kembali untuk bisa menangani kegiatan batubara. Selain itu karena harga batubara yang fluktuatif. “Apalagi karena pembangunan Sumur baru juga menurun, lalu tiang pancang juga berkurang,” kata Iwan.

Melihat kian padatnya lalu lintas kapal dan barang di Marunda, Iwan ingin supaya layanan yang diberikan pihak pemerintah (KSOP) sudah dapat sesuai dengan keinginan para pelanggan dan pengguna jasanya. “Karena Marunda sbagai pelabuhan tujuan, kami akan terus meningkatkan layanan dan menjaga kelancaran arus keluar masuk barang. Misalnya, proses layanan dokumen lebih dipercepat, dan disini, jika KSOP tak ada di tempat, petugas bisa juga memberikan service, tak harus menunggu saya,” ujar Iwan.
Dia mengakui kalau sistem layanan di Marunda masih manual. Namun, kedepan akan mengarah ke digitalisasi (online). “Namun untuk pembayaran PNBP sudah online,” ujarnya.
Untuk meningkatkan kualitas SDM-nya, Iwan bertekad untuk terus melakukan peningkatan, dengan cara melalui pendidikan dan pelatihan. Misalnya para pegawainya dikirim untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan kesyahbandaran dan keselamatan pelayaran.
“Ada 50 personil di KSOP. Kami berharap kedepan, pelabuhan Marunda lebih baik lagi di semua sisi,” kata Iwan.
Sementara itu, Banu Amza dari pelayaran Berlian Pulau Mandangin (BPM), saah satu pengguna jasa di pelabuhan Marunda, mengungkapkan jika service di pelabuhan kelas IV ini sudah membaik. Bahkan sistem pembayaran PNBP sudah online. Dan KSOP Marunda sudah memenuhi apa yang menjadi kemauan pengguna jasa,” katanya.
Banu menambahkan bahwa terjadinya penurunan aktivitas melalui pelabuhan Marunda dikarenakan pelabuhan Tanjung Priok sudah diperbolehkan kembali menangani kegiatan batubara. “Saya berharap, KSOP Marunda melakukan inovasi-inovasi baru disini untuk perbaikan layanan,” ujar Banu.(***)