Arus barang melalui pelabuhan Tanjung Emas naik sekitar 15%. Data mencatat dari Januari – Juni 2025, realisasi arus barang non petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas mencapai 2.390.879 ton, atau meningkat dari 2.194.103 ton pada periode yang sama tahun lalu.
“Arua barang non petikemas maupun petikemas lewat pelabuhan ini cukup besar. Tapi sekarang ini, dermaga yang ada sudah tak mencukupi untuk menampung kapal-kapal, sehingga tak jarang kapal mengantre. Jadi Pelindo perlu menambah dermaga,” ujar Romulo Simangunsong, Ketua DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Jawa Tengah kepada Ocean Week, di kantornya, Semarang, Senin (22/9).
Romulo yang didampingi Delly Setiyono (sekretaris) menyampaikan bahwa saat ini Pelindo sedang melakukan penataan peninggian jalan di dalam pelabuhan. “Itu untuk menghindari banjir rob yang sering terjadi di pelabuhan Tanjung Emas,” katanya.

Romulo juga mengemukakan jika kegiatan bongkar muat di Tanjung Emas Semarang lancar dan tak ada masalah. “Kami sudah menandatangani kerjasama dengan Pelindo untuk pelaksanaan kegiatan bongkar muat, namun Pelindo dalam pelaksanaan nya menunjuk anak perusahaannya (SPMT), itu terserah mereka (Pelindo). Yang jelas APBMI kerjasamanya dengan Pelindo,” ungkap Romulo.
Romulo berharap penambahan dermaga di pelabuhan Tanjung Emas sangat diperlukan. “Karena memang sudah tak lagi seimbang antara fasilitas yang tersedia dengan volume barang yang keluar masuk di Tanjung Emas. Apalagi dengan sudah beroperasinya banyak industri di kawasan ekonomi Kendal (KEK), ditambah lagi kawasan industri terpadu Batang yang semua aktifitas ekspor impor nya lewat sini,” katanya.
Sebelumnya, Branch Manager PT Pelindo Multi Terminal Tanjung Emas, Hardianto, kepada Ocean Week menyebut lonjakan arus barang non petikemas sebesar 15% sebagai indikator pulihnya aktivitas logistik dan perdagangan dari wilayah Jawa Tengah.

Menurut Hardianto, pertumbuhan ini mencerminkan peran strategis Pelabuhan Tanjung Emas dalam mendorong efisiensi distribusi nasional sekaligus mendukung pertumbuhan sektor riil di daerah.
Dia menggambarkan bahwa arus barang non petikemas di Pelabuhan Tanjung Emas mencapai 2.390.879 ton pada semester I (Januari – Juni).
“Arus barang atau komoditas curah cair dan curah kering menjadi yang dominan disini,” katanya.
Hardianto juga menyampaikan, dengan peningkatan arus barang, pihaknya pun terus memperbaiki infrastruktur dan layanan terminal untuk memastikan proses bongkar muat berjalan efisien.
Dia membenarkan jika saat ini sedang dilakukan peninggian jalan di dalam pelabuhan.
Hardianto berharap, Tanjung Emas tetap menjadi pelabuhan terbesar yang dimiliki Kota Semarang, sebagai penggerak perekonomian Semarang dan sekitarnya. (***)