Pengusaha pelayaran berharap pengerukan alur pelabuhan Baai Bengkulu cepet rampung, karena supaya kerugian tidak semakin bertambah besar.
Owner PT Gurita Lintas Samudera H. Sunarto mengatakan pihaknya terpaksa kalau kapalnya harus mengurangi jumlah muatannya, karena jika memuat full kapal kandas.
“Kami terpaksa, kapal yang sudah diisi penuh dengan draft 3.75 m dibongkar lagi untuk kejar draft 3 m. Nggak usah muluk-muluk draft 6,5 m – 12 m, cukup 4,5 m saja, karena sekarang kapal-kapal yang masuk ke Pulau Baai rata-rata hanya 4.5 m. Kapal dwt 1.250 ton hanya bisa muat 490 ton, itu mau beli minyak saja sudah tidak cukup,” ujar Sunarto.
Penasihat DPP INSA ini mengungkapkan jika pihaknya tetap bertahan karena mesti menjaga kepercayaan mitra nya. Apalagi Sunarto harus memikirkan pekerja di kebun sawit nya yang berjumlah sekitar 2000-an orang untuk tetap bekerja.
Sunarto berharap pengerukan alur pelayaran di pelabuhan Baai Bengkulu bisa segera selesai, sehingga distribusi barang dari kapal-kapal besar kembali normal.
Sementara itu, Fatih Khusumo dari Temas Tbk ketika ditanya apakah kapal muatan petikemas nya kembali masuk ke Baai setelah dulu sempat tertahan di pelabuhan hingga 2 bulanan, dijawab akan ditanyakan terlebih dahulu dengan direksi pelayaran Temas Tbk.
“Saya tanya dulu ya, apakah kapal sudah kegiatan lagi di pelabuhan Baai,” katanya beberapa waktu lalu.
Seperti diketahui bahwa Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Regional 2 Cabang Bengkulu menegaskan jika keselamatan pelayaran menjadi prioritas dalam pekerjaan normalisasi pengerukan alur Pelabuhan Pulau Baai.
“Saat ini, proses pemasangan pipa submerge yang menjadi bagian penting dalam normalisasi alur masih berlangsung dan ditargetkan selesai hari ini,” kata General Manager Pelindo Regional 2 Cabang Bengkulu S. Joko di Bengkulu, Minggu, dikutip dari Antara.
Dia menjelaskan cuaca buruk berupa hujan deras dan badai membuat pemasangan pipa submerge yang awalnya ditargetkan selesai pada Sabtu malam perlu diperpanjang pengerjaannya hingga Minggu.
Pipa submerge tersebut berfungsi menyalurkan material hasil normalisasi ke lokasi dumping darat area abrasi.
“Karena posisinya berada di alur pelayaran, pemasangan harus dilakukan dengan hati-hati dan dalam kondisi cuaca yang mendukung. Demi keselamatan kapal, untuk sementara pada hari Minggu pagi (7/9/2025) alur belum bisa dilalui hingga alur dalam kondisi aman,” katanya.
Joko mengatakan seluruh tahapan dipantau dengan “echosounder” untuk menjamin keamanan kedalaman dan posisi pipa.
Joko menyatakan pihaknya optimistis pemasangan pipa submerge dapat dituntaskan Minggu 7 September 2025 lalu sehingga alur pelayaran kembali dibuka dengan kondisi aman.
“Kami upayakan semaksimal mungkin agar pemasangan pipa dapat diselesaikan hari ini, sehingga alur dapat dilewati kapal, dari dan ke Pelabuhan Pulau Baai ketika air pasang malam ini,” katanya.
Ditempat lain, Ketua DPC Indonesian National Shipowners’ Association (INSA) Bengkulu Rela Sumadiyana menyambut baik komitmen tersebut.
INSA mendorong proses percepatan normalisasi alur dan mendukung langkah yang dilakukan Pelindo agar proses normalisasi dapat terlaksana sesuai target.
Meski harus gerak cepat, INSA meminta proses normalisasi alur tetap mengutamakan keamanan dan selalu menjaga komunikasi yang baik dengan pihak terkait.
“Kami juga berharap bisa mendapat info terkait update pekerjaan secara terukur, jelas dan berkala. Dan yang terpenting agar pekerjaan pengerukan ini bisa selesai tepat waktu supaya aktivitas kapal di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu, bisa segera kembali normal,” ucapnya.
Sementara itu, Ketua DPW Indonesia Shipping Agencies Association (ISAA) Bengkulu Indarto menekankan pentingnya koordinasi dengan pengguna jasa.
“Komunikasi yang jelas dari Pelindo membuat pengguna jasa dapat memahami situasi di lapangan. Bagi kami, keselamatan pelayaran adalah hal yang tidak bisa ditawar,” ujarnya. (***)