Kepala Cabang PT Pelni Balikpapan menyampaikan bahwa kegiatan bongkar muat barang di pelabuhan Semayang Balikpapan, saat ini sudah kembali naik.
“Pada bulan-bulan yang dilansir BPS memang disini sedang low season, tapi sekarang ini sudah mulai naik lagi, diperkirakan sampai Natal dan Tahun Baru (Nataru),” kata Djasman, Kepala Cabang Pelni Balikpapan menjawab Ocean Week, mengenai penurunan kegiatan di pelabuhan Semayang, melalui WhatsApp nya, Senin pagi.
Menjelang Nataru biasanya pelabuhan Semayang cukup dipadati oleh para penumpang yang datang dari berbagai kota untuk berlibur di daerah masing-masing. Truk-truk bermuatan Sembako dari Surabaya-Balikpapan pun ramai di pelabuhan ini.
Seperti diketahui bahwa baru-baru ini BPS Balikpapan menyatakan aktivitas bongkar muat barang di Pelabuhan Semayang dan Pelabuhan Peti Kemas Kariangau menunjukkan tren perlambatan pada September 2025. Total barang angkutan laut luar negeri yang dibongkar hanya mencapai 9.602 ton, turun signifikan 9,87 persen dibandingkan September 2024.
“Dibanding Agustus 2025, capaian ini masih mengalami kenaikan tipis 2,25 persen, namun belum mampu mengimbangi penurunan dalam skala tahunan,” ungkap Kepala BPS Balikpapan, Marinda Dama.
Dia menilai dinamika ini sebagai cerminan perubahan pola perdagangan dan aktivitas logistik di jalur laut. “Perlambatan pada bongkar barang, terutama yang berasal dari luar negeri, menunjukkan adanya penyesuaian pada permintaan industri dan distribusi komoditas. Efeknya tidak langsung, namun perlu terus dipantau,” ujarnya.
Penurunan lebih tajam terlihat pada aktivitas muat barang luar negeri yang pada September 2025 hanya mencapai 599 ton. Angka ini anjlok 43,17 persen dibanding bulan sebelumnya dan merosot 28,48 persen dibanding periode yang sama tahun 2024.
Kondisi tersebut mengindikasikan penurunan kapasitas ekspor dari Balikpapan maupun turunnya kegiatan pengiriman barang dengan jalur laut.
Untuk angkutan laut dalam negeri, total barang yang dibongkar pada September 2025 tercatat 195.452 ton atau turun 5,16 persen dari Agustus 2025. Jika dibandingkan tahun sebelumnya, penurunan mencapai 19,81 persen.
Komoditas muat dalam negeri juga turun tajam menjadi 23.148 ton, menurun 18,55 persen dari bulan sebelumnya dan merosot 62,25 persen secara tahunan.
“Perubahan tren bongkar muat bukan semata angka statistik. Ini bisa jadi indikator yang memberi gambaran bagaimana aktivitas ekonomi bergerak. Ketika ada pola penurunan yang konsisten, kita perlu mengidentifikasi penyebabnya, apakah dari sisi pasokan, permintaan, atau kendala operasional,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa meskipun sektor transportasi laut tetap vital bagi Balikpapan sebagai kota industri dan logistik, perlambatan dalam beberapa bulan terakhir perlu diantisipasi agar tidak memengaruhi efisiensi distribusi barang.
“Kondisi ekonomi memang sangat mengalami perubahan, ditambah berbagai kebijakan, belum lagi berbagai proyek juga mengalami perlambatan dan ini adalah merupakan beberapa dari penyebab turunya aktivitas bongkar muat tersebut,” kata Marinda. (***)






























