Raksasa pelayaran Prancis, CMA CGM, melaporkan hasil kuartal ketiga yang beragam karena gangguan geopolitik membebani margin, meskipun divisi pelayarannya meningkatkan volume dan stabil secara berurutan.
Berdasarkan laporan, CMA CGM mengangkut 6,17 juta TEU di kuartal ketiga, naik 2,3 persen year-on-year dan 3,4 persen dari kuartal kedua.
Namun, pendapatan pelayaran turun 17,4 persen menjadi US$8,96 miliar, sementara EBITDA juga turun 48,8 persen menjadi $2,23 miliar.
Pendapatan rata-rata per TEU turun 19,2 persen menjadi $1.452, mencerminkan melemahnya permintaan dan meningkatnya kapasitas armada.
Di tingkat grup, pendapatan turun 11,3 persen menjadi $14,04 miliar, EBITDA turun 40,5 persen menjadi $2,96 miliar, dan laba bersih turun menjadi $749 juta.
Ketua Rodolphe Saade mengatakan perusahaan tetap tangguh dan akan terus beradaptasi dengan permintaan yang melemah dan peningkatan kapasitas.
“CMA CGM sedang mereposisi aset ke pasar yang lebih kuat, termasuk kapal bertenaga LNG baru untuk India, terminal Laut Merah di Jeddah, saham di Eurogate CTH Hamburg, dan ekspansi di bidang angkutan kereta api Inggris,” ujarnya.
Sepuluh kapal megamax LNG berkapasitas 24.000 TEU juga akan bergabung dengan kapal Prancis mulai tahun 2026.
Manajemen menyatakan bahwa pengendalian biaya yang ketat dan pengalihan ke koridor-koridor yang tangguh akan memandu operasi jangka pendek.
Inisiatif keberlanjutan dan pembangunan baru LNG diharapkan dapat memperkuat posisi jangka menengah CMA CGM, menawarkan harga yang kompetitif dan jadwal yang andal kepada para pengirim meskipun terjadi tekanan hasil di seluruh industri.
Seperti diketahui bahwa raksasa pelayaran ini beroperasi di 177 negara dan melayani lebih dari 420 pelabuhan di seluruh dunia, termasuk Indonesia.
CMA CGM memiliki kantor di Indonesia dan telah beroperasi di sini sejak 1995, dengan tujuh kantor cabang dan beberapa depot milik sendiri. (**/scn)






























