Pengerukan alur pelayaran pelabuhan Baai Bengkulu resmi dimulai pada Sabtu (7/6).
“Proses normalisasi alur pelayaran telah dimulai hari ini (Sabtu, 7/6) setelah seluruh persiapan dan instalasi peralatan pendukung selesai dilakukan, termasuk pemasangan pipa kapal keruk sepanjang hampir 1.000 meter,” kata General Manager PT Pelindo Regional 2 Pelabuhan Bengkulu S. Joko di Bengkulu, Sabtu.
Proses normalisasi alur menggunakan kapal keruk berkapasitas besar CSD Costa Fortuna 3 dan kapal AHT Costa Fortuna 5. Kedua kapal itu didatangkan oleh PT Pelindo berdasarkan penugasan dari Kementerian Perhubungan.
Dikutip dari Antara, Joko menjelaskan pengerukan dilakukan secara bertahap. Target awal adalah mencapai kedalaman 6,5 meter, yang kemudian baru dilanjutkan hingga 12 meter.
Setelah itu, katanya, kapal-kapal besar nantinya dapat langsung bersandar di pelabuhan tanpa perlu melakukan transhipment (alih muat) seperti kondisi belakangan harus labuh luar di Pelabuhan Pulau Baai.
“Pelaksanaan normalisasi ini merupakan hasil kolaborasi antara Pelindo, KSOP (Kantor Kesyahbandaran dan Otoritas Pelabuhan) Pulau Baai, pemerintah daerah, dan instansi terkait lainnya, sesuai dengan arahan Wakil Presiden RI Gibran Rakabuming Raka beberapa waktu lalu. Kami berterima kasih dan terus memohon dukungan dari semua pihak agar pekerjaan ini berjalan lancar,” kata Joko.
Joko menyebutkan seluruh proses berjalan lancar dan material hasil pengerukan diarahkan ke area abrasi dengan menggunakan sistem pipa terapung (floating pipe) yang terhubung dengan pipa HDP (high density polyethylene) sepanjang 1 kilometer.
Pengerukan menggunakan peralatan berteknologi tinggi dan ditargetkan mampu memindahkan hingga 2.500 meter kubik material per jam. Proyek tersebut diharapkan rampung pada akhir Juni 2025 dan memberikan dampak signifikan bagi kelancaran aktivitas pelabuhan.
“Kami sangat mengharapkan dukungan dan doa dari seluruh masyarakat Bengkulu agar pengerjaan ini dapat berjalan lancar hingga selesai tepat waktu,” kata Joko.
Sementara itu, Kepala KSOP Bengkulu Petrus Christanto mengatakan pengerukan ini merupakan tahap awal untuk membuka jalur pelayaran bagi kapal-kapal besar. Tujuannya tentu guna memperlancar distribusi logistik dan BBM dari dan ke Pelabuhan Pulau Baai.
“Jika berjalan sesuai rencana, di minggu ketiga Juni, alur pelayaran sudah bisa dilewati kapal besar secara normal,” ujarnya.
Namun, Christianto juga mengingatkan soal kondisi cuaca, terutama gelombang laut tinggi, menjadi tantangan tersendiri dalam pengerjaan proyek tersebut.
Ketua INSA Bengkulu Rela Sumadiyana mengapresiasi apa yang dilakukan oleh Pelindo maupun KSOP dalam hal ini. “Kami selalu mendukung apa yang dilakukan Pelindo dan KSOP untuk normalisasi pelabuhan Baai Bengkulu. Semoga pengerukan ini cepat selesai dan aktivitas keluar masuk kapal serta distribusi logistik kembali normal,” ujar Rela. (**/ant)