Dirjen Perhubungan Laut Kemenhub Agus H. Purnomo, menyatakan jika pembangunan pelabuhan Patimban di Subang Jawa Barat, masih terkendala dengan pengadaan lahan.
“Masalah tanah memang menghambat sana-sini. Tadinya Juni 2019 target akan soft opening, tapi karena ada kendala, akan sedikit mundur,” kata Agus pada rapat dengar pendapat dengan Komisi V DPR RI, di Gedung MPR, Rabu (16/1).
Berdasarkan data Ditjen Perhubungan Laut Kementerian Perhubungan, dari 145 bidang tanah seluas 15,2 hektare (ha), baru 81 bidang seluas 8,3 ha yang sudah dibebaskan dan dibayar. Sisanya ada yang dalam proses pengajuan pembayaran ke Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN), dan ada pula yang masih harus dibebaskan.
“Dari 485 bidang seluas 334,9 ha untuk kebutuhan lahan area pendukung (back up area), baru 66 bidang seluas 33,7 ha yang sudah terbayar. Selebihnya ada yang dalam proses pengajuan pembayaran ke LMAN, ada pula yang belum diakuisisi antara lain karena berkas bidang tanah masih harus dilengkapi, pemilik menolak atau belum memberi keputusan,” ungkapnya.
Agus juga mengungkapkan, saat ini pekerjaan yang sedang berlangsung adalah konstruksi terminal container dan car terminal, pengerukan kolam putar dan alur pelayaran, reklamasi dengan metode cement deep mixing (CDM), konstruksi breakwater, seawall, serta peralatan sarana bantu navigasi pelayaran (SBNP).
Seperti diketahui, pembangunan Patimban yang didanai melalui Official Development Assistance (ODA Loan) Pemerintah Jepang itu dilakukan dalam tiga tahap. Pertama, Pelabuhan Patimban direncanakan akan dapat melayani 3,5 juta TEUs peti kemas dan 600.000 kendaraan bermotor (CBU).
Tahap kedua, kapasitas pelayanan akan meningkat menjadi 5,5 juta TEUs dan pada tahap ketiga akan meningkat kembali hingga 7,5 juta TEUs.
Beberapa waktu lalu, Kemenhub juga mengumumkan kalau Pelabuhan Patimban, akan dioperasikan secara terbatas (soft opening) pada akhir 2019, khususnya terminal kendaraan (car terminal). (**)