Subholding PT Pelindo Terminal Petikemas (SPTP) melaksanakan kegiatan penanaman Mangrove di Desa Tambakbulusan, Kecamatan Karangtengah, Kabupaten Demak.
Kegiatan ini merupakan bagian dari program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) “Pelindo Day Ke-4 Tahun 2025” sekaligus mendukung program prioritas pemerintah provinsi Jawa Tengah, “Mageri Segoro”, yaitu penanaman 1,5 juta batang Mangrove di seluruh wilayah pesisir Jawa Tengah.
Sebanyak 50.000 bibit Mangrove jenis Rhizophora sp. dan Avicenia sp. ditanam di atas lahan seluas 5 hektar, termasuk perawatan dari P0 hingga P2. Inisiatif ini tidak hanya bertujuan untuk merehabilitasi ekosistem pesisir, tetapi juga berkontribusi pada pencapaian target Nasional Rehabilitasi Mangrove, Net Zero Emission, dan pengurangan emisi karbon.
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai pihak diantaranya, perwakilan Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK), Wakil Bupati Demak, serta SVP Sekretariat Perusahaan SPTP, Raden Mas Kumara Anindhita Widyaswendra. Selain itu, turut hadir pula Kelompok Tani Jaya Bhakti sebagai mitra lokal dalam pelaksanaan program.
Wakil Bupati Demak, Muhammad Badruddin, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi yang terjalin. “Kami sangat berterima kasih kepada PT Pelindo Terminal Petikemas atas partisipasi aktif dalam program Mageri Segoro. Penanaman mangrove ini penting untuk melindungi garis pantai dari abrasi dan rob, sekaligus meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui ekowisata dan perikanan,” ungkapnya.
Sementara itu, Sekretaris Perusahaan, Widyaswendra, juga menegaskan komitmen perusahaan. “Program penanaman 50.000 bibit mangrove ini adalah wujud nyata komitmen kami terhadap kelestarian lingkungan. Sebagai entitas bisnis, kami memiliki tanggung jawab menjaga keseimbangan alam sekaligus mendukung program pemerintah. Kami akan terus memantau dan merawat bibit agar tumbuh subur dan memberikan manfaat jangka panjang bagi lingkungan serta masyarakat,” ujarnya.
Melalui kolaborasi antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat, diharapkan kegiatan rehabilitasi mangrove ini dapat berjalan secara berkelanjutan dan dapat menjadi model kolaborasi yang berhasil dalam mewujudkan lingkungan pesisir yang lebih hijau, tangguh, dan berkelanjutan.
Penanaman mangrove tidak hanya berarti menanam pohon, tetapi juga menanam harapan bagi masyarakat pesisir, dengan ekosistem yang lebih sehat, risiko abrasi dapat ditekan, kualitas lingkungan meningkat, dan peluang ekonomi baru seperti perikanan serta wisata mangrove dapat lebih berkembang.
Ketua Kelompok Tani Jaya Bakti, Ghofur, juga menyampaikan rasa terima kasih dan harapannya berkat kegiatan ini. “Apresiasi setinggi-tingginya untuk PT Pelindo Terminal Petikemas. Terima kasih atas kegiatan TJSL BUMN, semoga bermanfaat untuk Kelompok Tani Jaya Bakti serta masyarakat pesisir pada umumnya,” ucapnya.
PT Pelindo Terminal Petikemas berkomitmen untuk terus memperkuat peran sebagai mitra strategis pemerintah dalam pembangunan berkelanjutan, khususnya di bidang lingkungan, sosial, dan ekonomi masyarakat.
Rehabilitasi Mangrove di Bone
Sementara itu, PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo Regional 4 melakukan Kick Off Rehabilitasi Mangrove Tahun 2025 dengan mengusung tema “Pelabuhan Hijau Masyarakat Sejahtera” yang dilaksanakan di Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan, bertepatan dengan peringatan Hari Maritim Nasional, Selasa (23/9/2025).

Aksi nyata yang dilakukan secara serentak di seluruh wilayah kelolaan yang juga merupakan program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) Perusahaan ini menjadi bagian dari komitmen Pelindo dalam mendukung program pemerintah untuk rehabilitasi kawasan pesisir, menjaga keseimbangan ekosistem laut, serta meningkatkan kualitas hidup masyarakat pesisir melalui pelestarian lingkungan berkelanjutan.
Pada kesempatan tersebut, Wakil Bupati Bone, Andi Akmal Pasluddin, menyampaikan apresiasinya terhadap langkah Pelindo yang memilih Kabupaten Bone sebagai lokasi pusat kegiatan Kick Off ini.
“Kami berharap kegiatan ini dapat terus berlanjut, sehingga masyarakat mendapatkan manfaat ekonomi dari ekosistem mangrove,” katanya.
Dukungan juga datang dari Kepala Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPH) Ulubila Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) Sulsel, Andi Ariadi, yang menekankan bahwa kegiatan rehabilitasi mangrove harus dipandang sebagai investasi jangka panjang.
“Mangrove bukan hanya pohon yang kita tanam hari ini, tetapi warisan ekologis bagi generasi mendatang. Kami mengapresiasi kolaborasi Pelindo bersama pemerintah daerah dan masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan,” ujarnya.
Sementara itu dalam sambutannya, Executive Director 4 Pelindo Regional 4, Abdul Azis, menegaskan bahwa kegiatan penanaman mangrove ini bukan sekadar seremoni, tetapi juga menjadi langkah strategis dalam pembangunan pelabuhan yang ramah lingkungan.
“Pelabuhan bukan hanya menjadi pintu gerbang ekonomi, tetapi juga harus menjadi contoh dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. Melalui rehabilitasi mangrove, kami ingin memastikan bahwa pembangunan pelabuhan berjalan seimbang dengan kelestarian alam, sehingga masyarakat pesisir turut merasakan manfaatnya,” ujarnya.
General Manager Pelindo Regional 4 Makassar, Iwan Sjarifuddin, juga menjelaskan bahwa mangrove memiliki peran vital dalam melindungi kawasan pesisir dari abrasi, menjaga kualitas air, serta menjadi habitat bagi berbagai biota laut.
“Kami berharap gerakan ini dapat menumbuhkan kesadaran bersama, bahwa menjaga laut dan pesisir bukan hanya tanggung jawab pemerintah atau Pelindo, tetapi menjadi gerakan kolektif yang melibatkan masyarakat. Dengan demikian, konsep Pelabuhan Hijau benar-benar dapat terwujud dan memberi dampak bagi kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkapnya.
Melalui kegiatan ini, Pelindo berharap kolaborasi multipihak dapat terus terjalin untuk mendukung program green port sekaligus memperkuat ketahanan pesisir. Penanaman mangrove ini juga menjadi simbol bahwa pembangunan ekonomi dapat berjalan beriringan dengan pelestarian lingkungan, sejalan dengan semangat Hari Maritim Nasional 2025. (***)