Rute pelayaran dari Nunukan- Jawa terancam tutup kembali akibat sepi muatan. Padahal, rute yang dilayani KM Egon itu cukup membantu kelancaran distribusi bahan pokok di wilayah itu tidak dimanfaatkan dengan baik.
“Waktu Natal 2017 lalu, dialihkan ke Palu. Jadi kalau kapal tidak ada muatan, penumpang paling tinggi 60, biaya operasional tinggi, itu pasti sulit,” kata Muhammad Ilyas, General Manager PT Pelindo IV (Persero) Cabang Nunukan.
Menurut Ilyas, jika muatan kosong dan sepi, apa kapal bakal bertahan. “Kalau seumpama Pemkab Nunukan mewadahi melalui Perusda (Perusahaan daerah), menyuplai barang keluar masuk, itu hidup kapal. Tetapi kalau dia perorangan saja, mau sampai kapan,” ungkapnya
Seperti diketahui, PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) resmi mengoperasikan KM Egon rute Nunukan- Surabaya sejak tanggal 12/10/2017 lalu, pelayaran perdana waktu itu disaksikan Bupati Nunukan Asmin Laura Hafid.
Rute pelayaran Nunukan- Surabaya sempat vakum selama empat tahun. Pada 2013 lalu, pelayanan rute ini dihentikan PT Pelni (Persero) karena pertimbangan bisnis.
KM Egon yang kini melayani perlayaran tujuan Surabaya selain memuat penumpang, juga memuat barang kebutuhan dengan kuantitas jauh lebih banyak dibandingkan kapal milik PT Pelayaran Nasional Indonesia (Persero) yang lain.
Kapal buatan tahun 1991 ini memiliki spesifikasi 4.651 GRT, panjang 94,30 meter dengan lebar 16 meter. KM Egon melayani rute pelayaran Nunukan – Bontang – Pare-Pare – Batulicin – Surabaya – Lembar – Waingapu.
Setiap penumpang dikenakan tarif Rp 209.000 untuk tujuan Bontang, Rp 312.000 tujuan Pare Pare, Rp 418.000 tujuan Batulicin, Rp 483.000 tujuan Surabaya, Rp 513.000 tujuan Lembar dan Rp 590.000 tujuan Waingapu. (tbn/**)