Pembangunan pelabuhan Batang tahap I telah selesai dikerjakan dan siap untuk dilakukan uji coba operasi.
Ketua DPC INSA Semarang Hari Ratmoko mengapresiasi selesainya pembangunan pelabuhan Batang, meskipun saat ini masih belum bisa untuk kegiatan kapal berukuran besar.
“Saat ini kapasitas pelabuhan Batang hanya bisa disandari kapal-kapal tongkang dalam rangka memenuhi kebutuhan raw material pabrik-pabrik yang ada di KEK Batang,” ujarnya saat menjawab Ocean Week, melalui WhatsApp nya, Kamis pagi.
Sedangkan untuk export import, kata Hari, masih harus loading via Tanjung Emas, Semarang.
Ketua INSA Semarang ini mengaku belum mengetahui kapan alur pelabuhan Batang dikeruk hingga -10 LWS sehingga kapal kargo ukuran besar bisa sandar di pelabuhan tersebut.
Menjawab perlukah di Kendal juga dibangun pelabuhan internasional, Hari mengemukakan bahwa pembangunan Pelabuhan di KEK Kendal perlu dipertimbangkan karena volume import & export sudah mulai naik signifikan. Namun, ungkapnya, perlu diperhitungkan ukuran kapal yang ideal untuk bisa menampung potensi import & export ke/dari KEK Kendal.
“Untuk saat ini belum bisa karena LWS-nya masih 4,5 meter,” jelasnya.
Seperti diketahui bahwa PT Pelabuhan Indonesia/Pelindo (Persero) mengumumkan secara resmi pembangunan pelabuhan Batang tahap I telah selesai dikerjakan dan siap memasuki uji coba operasional.
Penyelesaian proyek ini ditandai dengan dilakukannya serah terima pertama atau provisional hand over (PHO) antara Pelindo dan PT Brantas Abipraya (Persero) sebagai kontraktor pelaksana pada 21 Juli 2025. Seluruh pekerjaan telah dituntaskan secara menyeluruh dan siap untuk difungsikan.
Pengamat kepelabuhanan asal Semarang Jawa Tengah Deli Setiyono mengapresiasi positif dengan adanya pelabuhan (Terminal) Batang tersebut.
Pengurus DPW Asosiasi Perusahaan Bongkar Muat Indonesia (APBMI) Jawa Tengah ini mengatakan bahwa saat ini Pelabuhan di Batang ada dua, yang satu di Kota Batang, dan pelabuhan ini kolam serta alur nya dangkal. “Kondisi Dermaga juga kurang lebar dan panjang, tapi area penumpukan luas dan bagus,” ujar Deli kepada Ocean Week, Selasa pagi.
Sedangkan pelabuhan yang satu (baru), katanya memiliki kedalaman alur bagus, kolam juga memadai untuk sandar tongkang. “Hanya saja, siapa yang akan mengelola (mengoperatori) dan siapa yang boleh kerja disitu,” ungkap Deli.
Sementara untuk rencana pembangunan pelabuhan di Kendal, menurut Deli, design dasar Dermaga sudah ada, tinggal melanjutkan dengan pembenahan untuk alur dan kolam. “Secara administrasi juga menyatu dengan Tanjung Emas Semarang. Kita selaku masyarakat maupun pelaku usaha, tentu berharap adanya fungsi yang baik untuk kelancaran Logistik dan sekaligus dapat mensejahterakan warga sekitar pelabuhan,” kata Deli.
Di tempat terpisah, Sekretaris GINSI Jawa Tengah Yudi Panca pun menyatakan hal yang sama seperti yang disampaikan Deli Setiyono.
Namun, untuk bisa bersaing dengan Tanjung Emas, Yudi mengaku jika untuk saat ini Tanjung Emas sebagai pelabuhan terbesar di Jawa Tengah belum mungkin tersaingi.
“Yang saya tahu bahwa pelabuhan Batang masih satu manajemen dibawah Pelindo regional 3, dan masih berfungsi untuk kargo curah dan untuk mempermudah layanan bagi industri di KITB guna menarik investasi di KITB,” kata Yudi.
Seperti diketahui bahwa pembangunan pelabuhan (Terminal) Batang tahap I ini merupakan bagian dari proyek strategis nasional (PSN) yang terletak di Kawasan Industri Terpadu Batang (KITB), Jawa Tengah.
Diharapkan pelabuhan tersebut akan menjadi salah satu simpul penting dalam mendukung sistem logistik nasional serta memperkuat daya saing industri di wilayah tengah Indonesia.
Executive Director 3 Pelindo, Daru Wicaksono Julianto, menyatakan bahwa pembangunan tahap pertama Terminal Batang merupakan bagian penting dalam agenda besar Pelindo untuk membangun pelabuhan-pelabuhan masa depan yang tangguh, efisien, dan mampu menopang pertumbuhan industri dan perdagangan nasional.
Menurut Daru, kehadiran pelabuhan ini akan memberikan dampak signifikan terhadap percepatan distribusi barang dan efisiensi biaya logistik, khususnya di wilayah Jawa Tengah dan sekitarnya.
“Rampungnya tahap pertama Terminal Batang merupakan wujud nyata komitmen Pelindo dalam mendukung pengembangan ekosistem logistik nasional. Ke depan, terminal ini akan memainkan peran strategis sebagai simpul distribusi barang yang efisien, terintegrasi, dan mendukung pertumbuhan industri di kawasan strategis ini,” ujar Daru, dalam keterangan nya, Minggu (3/8).
Kata dia, secara teknis, Terminal Batang Tahap I telah dilengkapi dengan berbagai infrastruktur utama dan pendukung. Seperti causeway sepanjang 350 meter, trestle sepanjang 361 meter, dermaga sepanjang 152 meter dengan kedalaman kolam saat ini minus 5 meter (LWS) dan ditargetkan mencapai minus 10,5 meter dari level air laut surut (LWS) setelah pengerukan, sehingga memungkinkan untuk disandari kapal-kapal berbobot mati hingga 10.000 DWT.
Di sisi darat, ungkapnya, terminal ini juga dilengkapi dengan lapangan penumpukan seluas kurang lebih 2 hektare yang dirancang untuk menangani curah kering, curah cair, peti kemas maupun kargo umum, serta telah didukung oleh fasilitas kantor operasional, akses jalan pelabuhan, sistem utilitas mekanikal dan elektrikal, serta jaringan keamanan terintegrasi.
Untuk mendukung operasionalisasi terminal, aliran listrik dari PLN dengan kapasitas daya sebesar 82,5 KVA dan tegangan 380 volt telah resmi disambungkan sejak 18 Juli 2025. Dengan infrastruktur listrik ini, terminal kini dapat dioperasikan penuh secara mandiri dan efisien.
Pelindo juga telah mengantongi seluruh izin dan penugasan yang diperlukan. Mulai dari izin Kementerian Perhubungan, izin Persetujuan Kesesuaian Kegiatan Pemanfaatan Ruang (PKKPR) dari Pemerintah Kabupaten Batang, dan izin penggunaan akses perlintasan rel kereta api dari Kementerian Perhubungan.
“Secara administrasi tim kami juga sudah bekerja dengan optimal, kami juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung proses perizinan dan administrasi kami,” ujar Daru.
Dalam waktu dekat dan dengan telah rampungnya pembangunan tahap pertama ini, Pelindo segera melanjutkan ke tahap uji coba operasional.
Kehadiran Terminal Multipurpose Batang ini diharapkan tidak hanya akan mempercepat distribusi logistik industri yang berada di kawasan Batang dan sekitarnya, tetapi juga akan memperkuat jaringan pelabuhan nasional yang efisien dan kompetitif. (***)