Ketua DPC Indonesia National Shipowner’s Association (INSA) Bengkulu Rela Sumadiyana mengatakan mendukung percepatan pelaksanaan pengerukan terhadap alur pelayaran dan kolam pelabuhan Baai Bengkulu, karena pendangkalan dan kapal-kapal sudah tak bisa keluar masuk dermaga pelabuhan.
“Kami (INSA) Bengkulu sangat mendukung percepatan pengerukan alur pelayaran pelabuhan Bengkulu, serta kolam pelabuhan. Supaya kegiatan lalu lintas kapal dan barang bisa kembali normal,” ujar Rela saat dihubungi Ocean Week, akhir pekan lalu melalui sambungan telepon nya.
Menurut Rela, Pelindo sekarang memang sudah melakukan pengerukan namun masih belum bisa sebagaimana yang diharapkan.
Dengan mitra yang ada saat ini, Pelindo tetap berupaya memaksimalkan kegiatan pengerukan. “Terbukti dengan keluarnya KMP Pulo Tello pada tanggal 14 April 2025 untuk pelayanan penumpang dari dan ke Pulau Baai – Enggano walaupun untuk kapal yang lain masih belum bisa keluar masuk pelabuhan Baai,” ungkapnya.
Rela berharap, permasalahan pendangkalan di pelabuhan ini (Baai Bengkulu) dapat segera diatasi dengan peralatan yang lebih ideal dan kapal keruk yang lebih besar mengingat sendimentasi per hari yang sangat besar sekitar 2000 kubik per hari. Belum lagi adanya area abrasi dan sand trap yang membuat alur seperti saat ini.
Seperti diketahui bahwa pendangkalan pelabuhan Bengkulu sudah terjadi sejak beberapa bulan lalu.
Pemerintah Bengkulu sudah meminta Pelindo untuk melakukan percepatan pengerukan. Hal ini dikarenakan Pelabuhan Pulau Baai merupakan gerbang ekonomi dan logistik Provinsi Bengkulu. Pemerintah Daerah (Prov) juga sudah melayangkan surat kepada Menteri Perhubungan maupun kepada Presiden Prabowo Subianto.
Hal ini sejalan dengan telah keluarnya Surat Penugasan Oleh Kementrian Perhubungan kepada PT Pelindo untuk melakukan kegiatan Pengerukan tanggal 11 April 2025.
Sebagai asosiasi maritim di Provinsi Bengkulu, kami selalu berkoordinasi serta komunikasi aktif dengan PT Pelindo Regional 2 Bengkulu terhadap kegiatan pengerukan serta isu isu kepelabuhan di Pelabuhan Pulau Baai.

Saat ini PT Pelindo sudah berupaya untuk mendatangkan kapal keruk yang ideal dan lebih besar. Kapal tersebut berada di Kabil Batam kepulauan Riau. “Kami berharap kapal tersebut bisa segera berangkat menuju Bengkulu dan segera bisa mulai pekerjaan pengerukan,” katanya.
Rela juga menambahkan bahwa Pelindo berencana akan melakukan revitalisasi pelabuhan Baai.
Layanan Pandu
Meski demikian, PT Pelindo Regional 2 Bengkulu tetap menyediakan layanan pandu di PWP untuk kapal besar di Pelabuhan Pulau Baai, Bengkulu.
“Pemanduan di area labuh luar pelabuhan merupakan bagian dari peningkatan pelayanan Pelindo Group Bengkulu dalam memenuhi permintaan para pengguna jasa pelabuhan,” kata General Manager Pelindo Regional 2 Bengkulu S Joko di Bengkulu, Jumat, dikutip dari Antara.
Pelindo Regional 2 Bengkulu sukses melaksanakan pelayanan perdana pemanduan kapal besar (Mother Vessel) di area labuh luar (Outer Anchorage A) perairan wajib pandu Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
Pelayanan pemanduan perdana tersebut menjadi langkah konkret Pelindo dalam upaya meningkatkan pelayanan jasa kepelabuhanan terutama pada jasa pelayanan kapal.
Kapal luar negeri dengan nama MV Xin An Ping, katanya, menjadi kapal perdana yang dilayani oleh Petugas Pandu Pelindo pada 7 Mei 2025. Kapal MV Xin An Ping memuat 55.000 ton komoditas batu bara Bengkulu.
Pemanduan kapal besar itu, kata Joko, sangat dibutuhkan oleh pengguna jasa untuk meningkatkan keselamatan dan keamanan pelayaran kapal yang melakukan olah gerak di Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu.
“Seiring berjalan waktu area labuh luar pelabuhan semakin ramai kapal dengan ukuran yang semakin besar sehingga perlu dilakukan pengaturan dan pelayanan pemanduan agar seluruh kapal dapat berlabuh dan olah gerak dengan selamat,” ujarnya. (**/ant/ow)