PT Indonesia Kendaraan Terminal (IKT) akan membagikan deviden sebanyak 60% dari laba tahun berjalan 2018 atau sebesar Rp 102,11 miliar. IKT berhasil mencatatkan laba sebesar Rp 170,18 miliar pada tahun 2018. Sementara sisanya sebanyak 40 persen akan digunakan untuk laba ditahan.
“Jumlah lembar saham yang akan diperhitungkan dalam pembagian dividen ialah sejumlah 1,81 miliar lembar saham sehingga nilai Dividend per Share (DPS) atau dividen per lembar saham sebesar Rp 56,15,” kata Chiefy Adi K, Dirut PT IKT dalam keterangannya, pada RUPS IKT, di Jakarta, Rabu (19/6).
Menurut Chiefy, aksi korporasi ini merupakan bagian dari komitmen Perseroan kepada para pemegang saham. “Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan 2018 telah disampaikan bahwa dividen yang akan dibagikan sebanyak 60 persen dari laba tahun berjalan 2018,” ujarnya.
Mantan GM Pelindo II Ciwandan Banten ini menyatakan, dari sisi kinerja keuangan yang berakhir tahun buku 2018 tercatat, total aset sebesar Rp 1,26 triliun dengan pertumbuhan CAGR selama 3 tahun terakhir sebesar 117,7 persen. Total Liabilitas sebesar Rp 151,77 miliar (CAGR 38,3 persen).
Total ekuitas sebesar Rp 1,10 triliun (CAGR 143,8 persen). Sementara itu, pendapatan di tahun 2018 tercatat Rp 521,84 miliar dengan pertumbuhan CAGR selama 3 tahun sebesar 28,8 persen. Laba kotor tercatat Rp 250 miliar (CAGR 23,8 persen). EBITDA Rp 194,28 miliar (CAGR 20,7 persen). Dan Laba tahun berjalan sebesar Rp 170,18 miliar (CAGR 31,5%).
Dari sisi operasional, seperti yang telah di publikasikan sebelumnya, pencapaian kinerja operasional IPCC di tahun buku 2018 terus mengalami peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya. Tercatat di Terminal Internasional untuk pelayanan kapal CAGR tumbuh 10,1 persen dimana tahun 2018 sebanyak 298 unit kapal, dibandingkan tahun 2016 sebanyak 246 unit kapal dan 2017 sebanyak 287 unit kapal. Demikian pula dengan penanganan CBU, CAGR tumbuh 13,19 persen dimana tahun 2018 melayani 340.501 unit dibandingkan dengan tahun 2016 sebanyak 262.625 unit dan tahun 2017 sebanyak 312.739 unit.
Sedangkan alat berat yang ditangani mengalami peningkatan signifikan, dimana CAGR bertumbuh 45,5 persen. Penanganan alat berat di tahun 2018 sebanyak 21.600 unit dibandingkan tahun 2016 sebanyak 10.202 unit dan tahun 2017 sebanyak 15.492 unit. Kemudian CAGR Spareparts tumbuh 28,8 persen dimana tahun 2018 dilayani 109.092 M3 dibandingkan tahun 2016 sebanyak 65.794 M3 dan tahun 2017 sebanyak 79.707 M3.
Dari pencapaian tersebut, kargo Ekspor IPCC tercatat mengalami pertumbuhan yang signifikan selama 3 tahun terakhir dengan CAGR untuk alat berat sebesar 27 persen, spareparts sebesar 18,7 persen, dan CBU sebesar 16,4 persen. Untuk kargo Impor secara umum mengalami pertumbuhan dalam 3 tahun terakhir dengan CAGR alat berat sebesar 53,2 persen. Kemudian spareparts sebesar 42,4 persen, dan CBU sebesar 6,8 persen.
Domestik Tumbuh
Chiefy juga mengemukakan, Pelayanan Opersional di Terminal Domestik juga mencatatkan pertumbuhan yang signifikan. Pelayanan kapal dengan pertumbuhan CAGR 161,7 persen, dimana Kapal yang dilayani tahun 2018 sebanyak 589 unit, sementara tahun 2016 sebanyak 86 unit dan tahun 2017 sebanyak 153 unit.

“CAGR CBU tumbuh 55,8 persen di mana tahun 2018 dilayani 80.776 unit, sedangkan tahun 2016 sebanyak 33.259 unit dan tahun 2017 sebanyak 33.124 unit. Untuk spareparts CAGR bertumbuh 8,6 persen dimana di tahun 2018 sebesar 4.877 M3. Sedangkan tahun 2016 sebanyak 4.138 M3 dan tahun 2017 sebanyak 1.845 M3,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, untuk kinerja kuartal pertama 2019, IPCC berhasil menurunkan beban pokok pendapatan sebesar 7,25 persen dan beban umum dan administrasi (operasional) sebesar 0,18 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, sehingga memberikan ruang bagi IPCC untuk dapat meningkatkan perolehan labanya.
Tercatat laba usaha mengalami peningkatan 12,64 persen menjadi Rp 54,71 miliar dari periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 48,57miliar. Di sisi lain, imbas dari dari peningkatan laba usaha tersebut terlihat dari pencapaian laba tahun berjalan sepanjang kuartal pertama 2019 sebesar Rp 49,03 miliar atau naik 28,24 persen dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya sebesar Rp 38,24 miliar.
Sedangkan dari sisi operasional, tercatat adanya peningkatan cargo/throughput pada CBU (kendaraan jadi) di Terminal Internasional sepanjang kuartal pertama 2019 sebesar 9,04 persen menjadi 88 ribu unit dibandingkan kuartal pertama 2018 sebesar 81 ribu unit. Secara breakdown, kenaikan 9,04 persen tersebut disumbang oleh throughput CBU ekspor yang mengalami kenaikan 25,56 persen secara akumulasi sepanjang kuartal pertama 2019.
“Sementara itu, pengantaran throughput CBU pada Terminal Domestik mengalami kenaikan 94,64 persen sepanjang kuartal pertama 2019. Di sisi lain, dari kargo sparepart juga mengalami pertumbuhan, terutama untuk pengantaran impor yang mengalami kenaikan 22,27 persen sepanjang kuartal pertama 2019,” kata Chiefy. (ow/***)