Pengamat Maritim dari Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, Raja Oloan Saut Gurning, menyatakan digitalisasi yang dilakukan PT Pelindo II (IPC) diyakini bisa memberikan keuntungan di masa mendatang. Karena dengan digitalisasi, IPC dinilai telah menjalankan kegiatan bisnis yang transparan dan akuntabel.
Selain itu, pengunaan teknologi digital juga mampu mempersingkat waktu pelayanan dan memangkas cost operasional di pelabuhan. Kalau semua pelabuhan di Indonesia menerapkan teknologi digital di setiap operasionalnya, maka akan terjadi efisiensi waktu dan biaya logistik, sehigga berimbas pada meningkatnya daya saing produk-produk ekspor nasional serta berkurangnya harga barang impor yang dikonsumsi di dalam negeri.
Meski begitu, kata Saut Gurning, masih ada tantangan yang harus dilakukan IPC. Salah satunya, tantangan dari luar berupa kemampuan penguasaan teknologi. “IPC perlu mencari solusi agar proses digitalisasi bisa diterima dan diikuti oleh seluruh pemangku kepentingan lainnya. Sebab, transformasi yang dilakukan IPC akan mengubah proses bisnis yang semi otomatis menjadi otomatis melalui platform digital,” ungkap Saut Gurning lagi.
Seperti diketahui bahwa, IPC telah melakukan berbagai langkah strategis untuk meningkatkan kelancaran lalu lintas barang dan kapal, melalui digitalisasi. Misalnya dengan hadirnya vessel traffic system (VTS), peti kemas dan non peti kemas terminal operation system, dan platform marine operating system (MOS), termasuk aplikasi auto tally, auto gate serta e-service, dan sebagainya.
Sayangnya langkah yang dilakukan IPC ini belum sepenuhnya dibarengi dengan langkah institusi lainnya, sehingga hal ini masih memerlukan waktu cukup panjang. (***)