Dewan Pimpinan Cabang Indonesian National Shipowners’ Association (DPC INSA Jaya) menggelar “Pelatihan Pemanfaatan Artificial Intelligence (AI) untuk Bisnis Pelayaran” yang berlangsung pada 1–4 Desember 2025, di Jakarta.
Pelatihan yang resmi dibuka oleh Ketua DPC INSA Jaya Andi S. Patonangi itu dilaksanakan dalam empat batch, masing-masing diikuti 25 peserta, dengan total 100 insan maritim dari berbagai sektor.
Peserta berasal dari anggota perusahaan pelayaran DPC INSA Jaya, operator terminal, serta sejumlah entitas strategis seperti PT Krakatau Bandar Samudera (KBS), PELINDO II Cabang Tanjung Priok, MCT/Pelabuhan Tegar Indonesia, dan mitra kepelabuhanan lainnya.
Dalam kesempatan ini, Andi S. Patonangi, menyampaikan bahwa pemanfaatan teknologi, khususnya AI, menjadi kunci agar industri pelayaran nasional mampu bertahan dan bersaing di tengah kompetisi global yang kian ketat.
“AI bukan lagi masa depan, teknologi itu sudah hadir hari ini. Jika industri pelayaran tidak beradaptasi sekarang, kita akan tertinggal jauh dari pemain regional dan global,” ujarnya.
Menurut Andi, Pelatihan difokuskan pada pendalaman cara menerapkan dan berkomunikasi secara efektif dengan AI.
Materi dimulai dengan pemahaman dasar “Deep Intro AI” untuk mengenali cara kerja sistem kecerdasan buatan, kemudian dilanjutkan dengan metode Deep Think AI, yaitu teknik memanfaatkan AI sebagai alat analisis, pemetaan masalah, dan penyusunan skenario bisnis.
“Peserta juga dibekali pendekatan Deep Search AI untuk mengoptimalkan kemampuan pencarian serta pengolahan data secara cepat, luas, dan akurat,” katanya.
Puncak dari seluruh pembelajaran diarahkan pada Penguasaan Teknik Prompting, yakni seni menyusun perintah yang tepat kepada AI agar mampu menghasilkan output yang presisi, relevan, dan aplikatif bagi kebutuhan nyata bisnis pelayaran, mulai dari perencanaan operasional, layanan pelanggan, hingga efisiensi administrasi perusahaan.

Materi pelatihan disampaikan oleh dua narasumber utama, Mohamad Erwin Y. Zubir, Sekretaris DPC INSA Jaya, yang memaparkan strategi pemanfaatan AI sesuai konteks industri pelayaran nasional, serta Frederik H. F. Abarua, S.Kom., M.Kom, pakar teknologi AI, yang mengulas sisi teknis sekaligus studi kasus implementasi AI di sektor logistik dan maritim.
Erwin menambahkan, bahwa adopsi AI tidak harus mahal atau rumit. Berbagai platform digital yang tersedia saat ini dapat diakses oleh perusahaan pelayaran skala kecil hingga besar, asalkan dibarengi dengan peningkatan kemampuan sumber daya manusia dalam berinteraksi dengan teknologi tersebut.
Selama pelatihan, peserta tidak hanya mendapat paparan teori, tetapi juga mengikuti simulasi langsung penggunaan tool AI serta template AI, mulai dari latihan menyusun prompt yang efektif, pengolahan data otomatis, hingga pembuatan analisis dan laporan bisnis berbasis AI.
Antusiasme Peserta
Dalam kesempatan diskusi, tampak berlangsung dinamis, terutama saat membahas peluang peningkatan efisiensi operasional dan kecepatan layanan di pelabuhan melalui pemanfaatan kecerdasan buatan.
Melalui pelatihan ini, DPC INSA Jaya berharap dapat melahirkan SDM pelayaran yang adaptif terhadap transformasi digital, sekaligus memperkuat daya saing industri maritim nasional.
“Transformasi digital bukan pilihan. Ini keharusan. Dan AI adalah pintu masuk menuju masa depan pelayaran Indonesia,” ungkap Mohamad Erwin Y. Zubir. (***)




























