PT ASDP Indonesia Ferry membantah jika sistem ticketing dinilai menjadi penyebab kemacetan yang terjadi di lintasan Merak-Bakauheni pada saat Lebaran 2024 lalu.
Kepala Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Banten Benny Nurdin Yusuf, dalam rapat evaluasi penyelenggaraan Angkutan Lebaran 2024, pada Senin lalu (22/4), menyoroti jika sistem ticketing dinilainya menjadi salah satu penyebab kemacetan saat Angkutan Lebaran 2024 baru-baru ini.
“Mungkin iya (penyebab kemacetan) itu sistem ticketing. Tetapi saya tidak elok membicarakan itu, karena itu sistem milik ASDP,” katanya.
Menanggapi hal itu, Corporate Secretary ASDP Shelvy Arifin menyampaikan bahwa secara umum penyelenggaraan Angkutan Lebaran berjalan sukses, aman dan selamat termasuk pada layanan moda penyeberangan.
Shelvy menyatakan, keberhasilan penyelenggaraan layanan Angkutan Lebaran ini dapat terwujud karena sinergi dan kolaborasi seluruh stakeholder yang telah mendukung dan menyukseskan layanan arus mudik maupun balik penyeberangan pada Angkutan Lebaran 2024.
“Apresiasi kepada seluruh stakeholder, mulai dari regulator Kementerian BUMN, Kementerian Perhubungan, Kemenko PMK, TNI dan Polri, Pemerintah Provinsi dan Daerah, Dinas Perhubungan, Dinas Kominfotik, asosiasi perusahaan ferry, dan para operator kapal, serta yang tidak kalah penting kepada seluruh pengguna jasa yang tertib untuk mempersiapkan perjalanan lebih awal dan membeli tiket sebelum tiba di pelabuhan, sehingga layanan angkutan penyeberangan pada periode Lebaran ini dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman sehingga dapat terwujud perjalanan mudik ceria penuh makna,” ujarnya kepada Ocean Week, Rabu malam.
Tidak lupa, sambungnya, apresiasi juga disampaikan kepada seluruh petugas Posko lapangan baik dari ASDP dan juga seluruh mitra pendukung yang telah siap sedia membantu kelancaran pelayanan dan operasional arus Lebaran. Tidak ketinggalan, apresiasi kepada seluruh media massa yang secara berkala menyampaikan update informasi kepada masyarakat luas.
Kendati secara umum berjalan lancar dan terkendali, Shelvy mengakui, terjadi dinamika dalam pelayanan kepada pengguna jasa yang dinilai belum sempurna, sehingga terdapat sejumlah catatan dan evaluasi dari layanan penyeberangan ASDP di masa Angkutan Lebaran tahun ini. Hal ini terutama dilandasi oleh lonjakan pergerakan yang sangat signifikan.
Shelvy mengungkapkan bahwa Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi pun turut menyampaikan penilaian dari Presiden Joko Widodo bahwa secara umum layanan Angkutan Lebaran berjalan baik, namun ada beberapa catatan yang perlu diperbaiki, yakni kemacetan yang masih cukup panjang menuju Pelabuhan Merak saat arus mudik kemarin.
“Hal ini tentu menjadi perhatian ASDP, namun kita semua sepakat bahwa langkah evaluasi dan perbaikan juga menjadi concern seluruh stakeholder di Pelabuhan penyeberangan yang bersepakat untuk terus meningkatkan koordinasi dan kolaborasi agar layanan baik saat Angkutan Lebaran, Angkutan Natal dan Tahun Baru dan juga layanan di saat kondisi normal tetap berjalan lancar, aman dan nyaman sehingga tujuan kita bersama untuk melayani masyarakat, dapat tercapai maksimal,” tutur Shelvy.
Menurut dia, peran dan kolaborasi stakeholder di lingkungan Pelabuhan penyeberangan sangat penting. Misalnya, terkait dengan penetapan jadwal operasi kapal dan penerbitan surat izin berlayar merupakan kewenangan dari Regulator yakni Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) selaku otorita pelabuhan. Bila mengambil contoh, peran besar BPTD ini sama halnya seperti AirNav Indonesia yang bertanggungjawab mengatur lalu lintas d udara.
Selanjutnya, untuk peran dalam pengaturan rekayasa lalu lintas jalan dan law enforcement tentunya menjadi kewenangan aparat Kepolisian. Hal yang patut diapresiasi dalam pelaksanaan arus mudik dan balik Lebaran kemarin, adalah konsistensi penerapan sistem penundaan (delaying system) melalui penyediaan titik zona penyangga (buffer zone) di rest area oleh jajaran Polda, yang juga menjadi key success sebagai upaya menyeimbangkan antara kapasitas pelabuhan yang tersedia dengan jumlah kendaraan yang masuk ke dalam pelabuhan.
Kata Shelvy, salah satu catatan evaluasi yang akan menjadi perhatian manajemen ASDP selaku operator pelabuhan ialah fokus dalam memberikan pelayanan penyeberangan dan pelabuhan kepada pengguna jasa, dan memastikan kesiapan sarana dan prasarana pelabuhan.
“Evaluasi ini tentu akan menjadi masukan khususnya menghadapi layanan Angkutan Natal dan Tahun Baru mendatang,” ungkapnya lagi.
Manajemen, katanya, juga akan terus mendorong masyarakat untuk melakukan reservasi tiket penyeberangan sejak awal dan sudah bertiket sebelum tiba di pelabuhan.
“Catatan kami, di saat arus mudik kemarin terdapat 19.700 unit kendaraan tidak bertiket saat menuju pelabuhan ketika puncak arus balik. Kondisi ini berdampak, terjadinya antrian kendaraan yang mengular panjang hingga lebih dari 8 kilometer keluar dari area pelabuhan,” jelasnya.
Sejak penerapan reservasi tiket online di lintas Merak-Bakauheni dan Ketapang-Gilimanuk pada 2020, manajemen terus melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat luas agar dapat mempersiapkan perjalanan jauh-jauh hari saat hendak menyeberang.
Terbukti, penyelenggaraan layanan Angkutan Lebaran di masa pandemi Covid-19 pada tahun 2021 hingga 2023 lalu, dapat berjalan lancar seiring penerapan penjualan tiket ferry secara online melalui Ferizy.
Apalagi tiket ferry kini sudah dapat dibeli sejak H-60 sehingga pengguna jasa dapat dengan mudah, cepat dan nyaman saat membeli tiket melalui aplikasi Ferizy.
Selain melalui Ferizy, pengguna jasa juga dapat melakukan pembelian atau pembayaran melalui mitra penjualan resmi sejak jauh hari supaya tidak kehabisan kuota.
“Kami selalu mengingatkan agar masyarakat untuk menghindari pembelian tiket di calo, dan memastikan datang ke pelabuhan sesuai jadwal yang tertera di tiket,” tuturnya.
Salah satu hal positif dan diapresiasi oleh ASDP adalah kerja sama para pemudik motor yang saat mudik kemarin dilayani melalui Pelabuhan Ciwandan.
Pasalnya, mayoritas pemudik motor telah mematuhi arahan untuk bertiket sebelum tiba di pelabuhan. Dengan demikian pelayanan pemudik motor dari Ciwandan – Bakauheni dapat terlayani dengan baik.
Shelvy mengungkapkan pada periode Hari Lebaran Rabu (10/4) atau H hingga Minggu (14/4) atau H+3, ASDP mencatat bahwa hanya terdapat sekitar 1.800 atau 1,8 persen pengguna jasa yang datang ke pelabuhan dengan kondisi tanpa tiket pada hari kedatangan untuk menyeberang sehingga arus balik penyeberangan kemarin berjalan lancar dan terkendali.
“Artinya, secara data akumulatif, pemudik bertiket yang tiba di pelabuhan Bakauheni saat arus balik mencapai 98,2 persen. Bila dibandingkan arus mudik dimana jumlah tidak bertiket mencapai 32 persen atau sekitar 19.000 kendaraan,” kata Shelvy Arifin. (**)




























