Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada Januari-November 2023 mencapai 2,050 miliar dolar Amerika Serikat (AS), sehingga surplus 1,044 miliar dolar AS, dengan total impor sebesar 1,006 miliar dolar AS atau setara Rp15,55 triliun lebih.
“Kami punya beberapa komoditi andalan di Sulawesi Selatan seperti nikel. Permintaan ekspor stabil tiap bulan dan begitu juga dengan komoditi lainnya,” ujar Kepala BPS Sulsel Aryanto, di Makassar, Selasa dikutip Antara.
Hingga kini, katanya lagi, Sulsel masih terus mengekspor beberapa komoditas unggulan dan juga mengimpor barang-barang penting lainnya. Namun nilai ekspor lebih baik dari transaksi impor setiap bulan, sehingga bisa terus surplus.
Adapun komoditas utama yang diekspor setiap bulan, yaitu nikel yang berkontribusi 50,75 persen; besi dan baja (11,96 persen); ikan dan udang (9,04 persen); biji-bijian berminyak (8,35 persen) serta cokelat/kakao berkontribusi 6,12 persen.
Aryanto menyebut nikel merupakan komoditas dengan nilai ekspor terbesar dari Sulsel dari Januari-November 2023 dengan nilai sebesar 1.134,46 juta dolar AS; disusul kelompok komoditas besi dan baja sebesar 368,36 juta dolar AS.
Kemudian biji-bijian berminyak sebesar 189,30 juta dolar AS; ikan dan udang sebesar 82,02 juta dolar AS, serta lak, getah dan damar sebesar 71,06 juta dolar AS.
Aryanto menyebutkan 10 komoditas unggulan Sulsel itu mampu menyumbang ekspor 2,015 miliar dolar AS atau 97,02 persen dalam neraca perdagangan. Selebihnya 2,98 persen atau 120,38 juta dolar AS dari perdagangan lainnya.
Adapun negara tujuan ekspor Sulsel pada Januari-November 2023 dengan nilai lima terbesar, yaitu ke Jepang dengan nilai sebesar 1,176 miliar dolar AS atau sekitar 55,09 persen; disusul Tiongkok dengan nilai 668,24 juta dolar AS (29,29 persen).
Australia dengan nilai 26,60 juta dolar AS (1,61 persen); Taiwan dengan nilai 23,54 juta dolar AS (2,16 persen), dan Amerika Serikat dengan nilai 22,24 juta dolar (2,25 persen) dari total nilai ekspor Sulsel.
Sumut Surplus
Sementara itu, Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara menyatakan Provinsi Sumut mencatatkan surplus 326,41 juta dolar AS dari perdagangan luar negeri pada November 2023.
“Jumlah itu turun bila dibandingkan Oktober 2023 yaitu 474,751 juta dolar AS,” ujar Kepala BPS Sumut Nurul Hasanudin dalam konferensi pers, Selasa.
Nurul menyebut surplus datang dari aktivitas ekspor Sumut yang bernilai 883,86 juta dolar AS dan impor 557,45 juta dolar AS sepanjang November 2023.
Surplus terbesar Sumut datang dari perdagangan dengan tiga negara yaitu Amerika Serikat (71 juta dolar AS), India (63 juta dolar AS), dan Jepang (28 juta dolar AS).
Lalu, untuk defisit, nilai tertinggi berasal dari kemitraan dengan Singapura (72 juta dolar AS), Brasil (34 juta dolar AS), dan Malaysia (32 juta dolar AS).
Dia melanjutkan nilai ekspor Sumut pada November itu lebih rendah 6,80 persen daripada bulan sebelumnya yaitu 948,388 juta dolar AS.
Namun, sebaliknya, nilai impor Sumut meningkat 17,70 persen pada November 2023 menjadi 557,45 juta dolar AS bila dibandingkan Oktober (473,637 juta dolar AS).
Untuk ekspor Sumut, sektor industri masih menjadi yang terbesar yakni 94,44 persen. Sementara, impor didominasi bahan baku penolong (79,55 persen).
Dari sisi negara, ekspor Sumut paling banyak dikirimkan ke tiga negara yakni China (145,64 juta dolar AS atau 16,48 persen dari total), Amerika Serikat (115,24 juta dolar AS) dan India (81,73 juta dolar AS).
Untuk negara di luar ASEAN, nilai ekspor Sumut mencapai 320,99 juta dolar AS atau 36,32 persen dari keseluruhan. Di ASEAN, nilai ekspor Sumut 123,64 juta dolar AS (13,99 persen).
Untuk impor, Sumut mayoritas bermitra dengan China (119,36 juta dolar AS atau 21,41 persen dari total), Singapura (80,06 juta dolar AS) dan Malaysia (69,40 juta dolar AS).
Impor Sumut dari negara Asia di luar ASEAN nilainya 168,07 juta dolar AS (30,15 persen) dan negara ASEAN 196,89 juta dolar AS (35,32 persen).
Di Jawa Tengah
Di tengah lesunya perekonomian dunia, perdagangan luar negeri (ekspor) Provinsi Jawa Tengah justru melampaui target hingga 109,53 persen. Selain program pelatihan dan pameran, jangkauan ke pasar nontradisional seperti Afrika hingga Meksiko, menjadi kunci lonjakan trafik ekspor.
Kepala Bidang Perdagangan Luar Negeri Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Haryanta mengatakan, capaian tersebut dihitung berdasarkan trafik ekspor bulan Januari-Oktober 2023.
“Kita ditarget sesuai RPJMD 7.430 juta dolar Amerika (AS). Capaiannya hingga Oktober 8.137,98 juta dolar Amerika (AS),” ujarnya dikutip dari Portal Pemprov Jateng.
Haryanta menjelaskan, ada beberapa faktor yang memengaruhi capaian ekspor Jateng. Di antaranya, pelatihan ekspor (coaching programme), pelatihan prosedur ekspor, pelatihan ekspor lewat daring, hingga pameran di dalam dan luar negeri. Selain itu, adapula bussiness matching dan one on one meeting.
Dengan berbagai program tersebut, ungkapnya, tercipta lebih banyak pengusaha baru yang merambah pasar luar negeri. Selain itu, para pengusaha lama, juga mampu ekspansi ke pasar baru.
Haryanta menambahkan alih-alih hanya mengekspor barang ke Tiongkok, Amerika dan Australia, Jateng pun merambah pasar nontradisional. Seperti di Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, hingga Amerika Tengah.
“Pasar baru selalu terbuka. Selain kita pertahankan pasar tradisional, kita juga kembangkan ke pasar baru, semisal ke Afrika, Bangladesh, kemudian ke Meksiko, itu kan pasar potensial,” ujarnya.
Oleh karenanya, kata Haryanta, setiap kali program pelatihan berjalan, juga mendatangkan pelaku atau otoritas ekspor negara tujuan. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui tren pasar yang sedang diminati.
Adapun, barang yang menjadi primadona ekspor Jateng terdiri tiga kelompok. Yaitu, kelompok tekstil dan produk tekstil, kayu dan barang dari kayu dan alas kaki. Tiga kelompok barang tersebut menyumbang 67,63 persen dari keseluruhan ekspor di 2023.
Meski mencatatkan kelebihan target ekspor, Haryanta mengaku kondisi perekonomian dunia yang lesu, turut memengaruhi kinerja ekspor Jateng. Namun, ia optimistis perdagangan luar negeri Jawa Tengah bisa mencatatkan hasil positif.
“Harapannya untuk pasar Jateng, tentunya kami harapkan semakin meningkat lagi, karena sudah banyak UMKM Jateng mampu. Dengan pelatihan, kita jadi tahu produk produk Jateng mampu bersaing, dan untuk tembus pasar ekspor. Kami berharap, para calon eksportir harapannya terus gigih menjangkau pasar luar negeri,” pungkas Haryanta. (**/ant)