Sekretaris Menteri Koordinator (Sesmenko) Bidang Perekonomian dan Ketua Dewan Pengawas BP Batam, Susiwijono Moegiarso mengatakan bahwa kenaikan tarif bongkar muat (BM) di terminal Batuampar, demi mewujudkan Terminal Umum Batuampar sebagai pelabuhan peti kemas modern.
Hal itu diungkapkan Susiwijono saat melakukan kunjungan ke Pelabuhan Batu Ampar, akhir pekan lalu.
Susi mengunjungi Batuampar untuk memantau perkembangan dan kesiapan penyesuaian tarif bongkar muat peti kemas, yang diharapkan dapat mendorong kelancaran bongkar muat dan lalu lintas barang di pelabuhan ini.
Untuk diketahui bahwa tarif jasa Container Handling Charge (CHC) peti kemas Full Container Load (FCL) ukuran 20 Feet, sebelumnya sebesar Rp384.300,- per peti kemas, naik menjadi Rp603.000,- per peti kemas.
Susiwijono menyampaikan, penyesuaian tarif bongkar muat peti kemas akan diberlakukan mulai 15 Juli 2023. Penyesuaian ini dilakukan setelah melalui pembahasan dan diskusi dengan berbagai pemangku kepentingan dan asosiasi terkait. Semua pertimbangan dan kalkulasi telah matang dipertimbangkan untuk memastikan kesepakatan yang adil dan berkelanjutan.
“Kami telah menghitung segala pertimbangan dan mensosialisasikan rencana ini kepada semua pemangku kepentingan dan asosiasi kepelabuhanan,” ujarnya.
Dia juga mengingatkan kesiapan pengoperasian Ship to Shore (STS) Crane.
“Diharapkan dengan pengoperasian STS Crane ini, kapasitas bongkar muat di Pelabuhan Batuampar dapat mencapai 35 peti kemas per jam,” katanya.
Kata Susi, pemerintah berkomitmen untuk terus melakukan evaluasi dan penambahan fasilitas di pelabuhan ini, dengan melibatkan seluruh pemangku kepentingan dan asosiasi usaha.
Sebab, dengan peningkatan fasilitas, Pelabuhan Batu Ampar diharapkan dapat semakin berperan penting dalam memacu pertumbuhan ekonomi Batam.

“Kami membutuhkan dukungan dan komitmen bersama untuk menjadikan Pelabuhan Batu Ampar sebagai titik daya saing ekonomi Batam di masa depan,” jelas Susiwijono.
Sementara itu, Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam, Dendi Gustinandar, mengatakan, penyesuaian tarif bongkar muat itu dilakukan untuk mewujudkan Batuampar sebagai terminal peti kemas yang modern. Dan BP Batam sudah melakukan sosialisasi kepada para pengguna jasa terkait penyesuaian proses bisnis ini.
“Dengan pengoperasian STS Crane ini, seluruh proses bongkar muat peti kemas baik domestik maupun internasional di Terminal Umum Batu Ampar akan diprioritaskan menggunakan alat bongkar muat asal Korea ini,” katanya.
Menurut Dendi, tarif bongkar muat peti kemas menggunakan STS Crane tetap mengacu pada Peraturan Kepala (Perka) BP Batam yang berlaku dan telah disepakati oleh seluruh Asosiasi Kepelabuhanan terkait.
“Perubahan proses bisnis di Terminal Batuampar bertujuan untuk memberikan pelayanan terbaik bagi pengguna jasa dengan mempercepat proses bongkar muat sehingga waktu tunggu atau dwelling time di Terminal Umum Batu Ampar dapat menjadi lebih singkat,” jelasnya.
Perubahan ini sejalan dengan komitmen Kepala BP Batam, Muhammad Rudi, untuk terus meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Kota Batam melalui percepatan layanan dan pengembangan pelabuhan Batu Ampar.
Sewaktu berkunjung ke BatuAmpar, Susiwijono Moegiarso didampingi oleh Anggota Bidang Pengelolaan Kawasan dan Investasi Sudirman Saad, Anggota Bidang Pengusahaan Wan Darussalam, serta Direktur Badan Usaha Pelabuhan Dendi Gustinandar dan Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol Ariastuty Sirait. (**)