Kegiatan bongkar muat maupun kunjungan kapal di Pelindo I selama triwulan III 2017 mengalami peningkatan. Misalnya trafik kunjungan kapal baik dalam call maupun GT (Gross Tonage).
Data mencatat, realisasi trafik kunjungan kapal selama triwulan III tahun 2017 mencapai 47.814 call, meningkat 3,04% dibanding periode sama tahun lalu yang mencapai 46.402 call. Peningkatan tersebut setara dengan 107.109.443 GT, meningkat 1,71% dibandingkan pencapaian tahun lali yang sebesar 105.304.846 GT.
“Volume bongkar muat Pelindo 1 menunjukkan pertumbuhan positif. Hingga triwulan III tahun 2017, realisasi bongkar muat barang mencapai 38.699.967 ton atau tumbuh hingga 32,46% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 29.216.718 ton,” jelas Direktur Perencanaan dan Pengembangan Pelindo 1, Iman A. Sulaiman kepada pers, di Medan.
Iman menjelaskan bahwa peningkatan angka realisasi bongkar muat yang cukup signifikan ini disebabkan meningkatnya kegiatan bongkar muat kayu dan batu bara, peningkatan kegiatan impor komoditi pupuk curah, minyak sawit, gandum, gula pasir, dan besi; serta peningkatan kegiatan antar pulau bongkar komoditi batu bara, jagung, semen bag, dan semen curah.
Selain itu, volume bongkar muat peti kemas juga menujukkan peningkatan. Realisasi bongkar muat peti kemas selama triwulan III tahun 2017 mencapai 688.781 box, atau tumbuh 0,88% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang mencapai 682.769 box.
Dalam rangka ekspansi bisnisnya, Pelindo 1 memiliki program rintisan layanan peti kemas di pelabuhan-pelabuhan utama terutama pelabuhan ibu kota Propinsi. “Pelindo 1 membangun terminal rintisan dengan tujuan menumbuh kembangkan ekonomi daerah yang bisa berkontribusi kepada peningkatan layanan pelabuhan,” ucap Iman.
Menurut Iman, Pelindo I terus melakukan investasi di seluruh wilayah operasionalnya, termasuk di terminal Peti Kemas Belawan guna mempercepat layanan bongkar muat.
Di Pelabuhan Belawan juga tengah dilakukan pembangunan dermaga sepanjang 700 meter mengarah ke laut lepas, yang dibagi dalam dua fase pekerjaan, dimana fase I dikerjakan oleh Kementerian Perhubungan sepanjang 350 meter, dan fase II sepanjang 350 meter dikerjakan oleh PT Prima Terminal Petikemas yang merupakan anak usaha gabungan dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang terdiri dari Pelindo 1, PT Hutama Karya (Persero), dan PT Wijaya Karya.
Lalu proyek pembangunan Terminal Multipurpose di Pelabuhan Kuala Tanjung sudah mencapai 94,75% untuk sisi laut dan 74,85% untuk sisi darat.
“Pelabuhan Kuala Tanjung diproyeksikan akan menjadi hub internasional di kawasan barat Indonesia dan mulai beroperasi Maret 2018. Pelindo 1 merancang konsep pelabuhan dan industri yang akan dikembangkan di Kuala Tanjung bisa terintegrasi secara langsung yang dibuat berstandar internasional,” tuturnya. (pld1/rat/**)
	    	
                                























							
							
