Sistem ini mengharuskan pengguna jasa untuk memesan slot waktu secara daring sebelum kendaraan memasuki terminal, guna mengatur dan mengelola arus kendaraan logistik secara lebih terencana, mengurangi antrean, serta mempercepat proses bongkar muat peti kemas.

“Pada Tahap ini belum diterapkan sanksi atau konsekuensi, karena saat ini masih fokus pada pengumpulan data awal dan penyesuaian perilaku pengguna,” katanya.
Berdasarkan evaluasi, ujarnya, terdapat tantangan, antara lain tingkat akurasi data yang belum optimal dan diperlukan penyempurnaan pada proses integrasi data di masing-masing sistem operasional terminal.
Hal yang sama juga pernah disampaikan Yandri Trisaputra (Executive GM Pelindo Tanjung Priok), bahwa ujicoba TBS mulai tanggal 17 Agustus 2025 lalu hanya untuk memperoleh data terhadap prilaku para trucking.
Misalnya jika ada salah satu truck yang terus terlambat masuk terminal, padahal mereka sudah booking, namun tetap telat tak sesuai jadwalnya, akan ditanyakan kenapa terus terlambat, apakah penyebabnya. “Untuk ujicoba memang belum ada sanksi,” katanya.
-
Mengurangi kemacetan:
TBS bertujuan untuk mengatasi masalah penumpukan dan antrean panjang di kawasan pelabuhan yang terjadi sebelumnya.
-
Meningkatkan efisiensi:
Dengan penjadwalan yang terencana, waktu tunggu truk dapat berkurang signifikan, sehingga meningkatkan produktivitas dan efisiensi operasional.
-
Meningkatkan tata kelola pelabuhan:
Sistem digital ini mendukung tata kelola yang lebih teratur dan efisien bagi operator pelabuhan.
-
Menurunkan biaya logistik:Dengan mengurangi waktu tunggu dan mengoptimalkan operasional, sistem ini berkontribusi pada penurunan biaya logistik secara nasional.
-
Pemesanan slot waktu:Pengguna jasa (misalnya pemilik barang) harus membuat pemesanan slot waktu kedatangan truk melalui sistem daring sebelum truk menuju terminal.
-
Tahapan penerapan:Implementasi TBS dilakukan secara bertahap, dimulai dengan Fase 1 yang fokus pada edukasi pengguna jasa untuk membiasakan diri melakukan booking.
-
Akses melalui portal aplikasi:Pada fase selanjutnya, portal aplikasi akan digunakan untuk memfasilitasi proses booking secara lebih terintegrasi.
- Kepastian jadwal: Pengguna jasa mendapatkan kepastian waktu kedatangan truk ke terminal.
- Adaptasi teknologi: Pelaku usaha, terutama perusahaan angkutan truk, perlu beradaptasi dengan sistem digital ini, baik dari sisi teknologi maupun manajemen operasional.
- Potensi perubahan biaya: Meskipun ada penyesuaian awal bagi pelaku usaha kecil, penerapan TBS diharapkan menciptakan efisiensi biaya dalam jangka panjang.
Akong mengatakan kalau sistem itu bagus, perlu didukung. Dari evaluasi, katanya, belum ada kendala berarti. “Kita lihat saja nanti,” ucapnya.
Di Terminal Teluk Lamong, dan sejumlah terminal petikemas di pelabuhan Tanjung Perak Surabaya juga sudah menerapkan TBS. (***)