Pada tahun ini (hingga September), produktivitas bongkar muat (throughput) Jakarta International Container Terminal (JICT), tetap tak tertandingi dibandingkan sejumlah terminal petikemas di negeri ini.
Data yang berhasil dikumpulkan Ocean Week menyebutkan selama Januari-Oktober 2023, JICT yang merupakan terminal ekspor impor tersibuk di Indonesia dan telah menghandle peti kemas mencapai 1.739.586 TEUs atau setara 1.123.176 bok dengan rincian impor 942.362 TEUs (617.534 bok) dan ekspor 797.224 TEUs (505.642 bok).
Sedangkan kapal yang dilayani sepanjang periode tersebut sebanyak 1.120 ship call.
Pencapaian arus peti kemas selama 10 bulan pertama 2023 di JICT itu tumbuh sekitar 5% , jika dibandingkan dengan realisasi periode yang sama tahun 2022 yang tercatat 1.654.461 TEUs atau setara 1.083.052 bok, yang berasal dari impor 924.608 TEUs (612.274 bok) dan ekspor 729.853 TEUs (470.778 bok).
Sedangkan kunjungan kapal yang dilayani periode yang sama pada tahun 2022 lalu sebanyak 1.209 ship call.
Sementara itu throughput melalui Terminal Petikemas Surabaya (TPS) pada tahun 2023 hingga September tercatat 1.057.586 TEUs, terdiri dari 1.009.617 TEUs kontainer internasional dan 47.970 TEUs domestik.
Sedangkan tahun 2022 periode yang sama TPS mencatatkan 1.366.196 TEUs, terdiri atas 1.293.502 TEUs internasional, dan 72.694 TEUs domestik.
Untuk di Terminal Peti Kemas (TPK) Koja, berhasil mencatatkan produktivitas 459.087 TEUs pada Semester I/2023 atau naik sekitar 2% ketimbang periode yang sama tahun lalu 451.843 TEUs.
Sehingga JICT tetap menjadi terminal petikemas dengan throughput terbesar untuk Indonesia. (**)





























