Indonesia National Shipowners Association (INSA) Semarang, Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) Jawa Tengah, serta Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) Jateng dan DI Yogjakarta, mengapresiasi positif kinerja operasional Terminal Petikemas (TPK) Tanjung Emas yang telah tembus 1 juta TEUs pada akhir Desember 2025 ini.
“Kita turut senang dengan pencapaian throughput TPK Semarang yang telah tembus 1 juta TEUs di tahun ini. Artinya kegiatan ekspor impor di Jawa Tengah meningkat,” ujar Budiatmoko (Ketua GINSI Jateng), Hari Ratmoko (ketua INSA Semarang), dan Teguh Arif Handoko (ketua ALFI Jateng & DIY) dihubungi Ocean Week secara terpisah, Selasa (30/12).
Menurut mereka, peningkatan kegiatan di pelabuhan Tanjung Emas sangatlah wajar, karena banyak industri baru yang dibangun di Jawa Tengah.
“Selain pasar yang selama ada menggunakan Tanjung Emas, juga adanya tambahan pasar dari kawasan industri Kendal, serta kawasan industri Batang yang pengiriman nya dilakukan lewat Tanjung Emas,” ungkap Koko, panggilan Budiatmoko maupun Teguh.

Teguh menambahkan bahwa tahun ini, throughput melalui Tanjung Emas meningkat tajam. “Bisa kenaikannya tak lagi 5%, tapi lebih dari 10%, bahkan tahun ini mencapai 20%,” katanya.
Apalagi dengan akan didatangkannya peralatan (crane) pada Februari 2026, Teguh yakin bongkar muat di terminal ini bakal semakin membaik.
Meski begitu, ungkap Hari Ratmoko, alur pelayaran perlu segera dilakukan pengerukan, karena saat ini pendangkalan sudah mulai terjadi di pelabuhan Tanjung Emas ini.
“Perlu dimaintenance alurnya,,termasuk penambahan dermaga. Sebab, kegiatan melalui pelabuhan ini semakin bertambah,” jelas Hari.

Menurut Hari, kalau alur pelayaran bisa mencapai minimal -14 meter, maka kapal besar dengan muatan lebih dari 5.000 TEUs dapat bersandar di Tanjung Emas. “Dengan didalamkan alurnya, kapal besar dapat masuk kesini dengan membawa muatan lebih banyak lagi,” ungkapnya.
Hari juga menyampaikan jika dermaga yang ada di terminal ini belum dilakukan penambahan. “Dermaga belum ada penambahan, jadi kalau kapal kontainer besar masuk ke Tanjung Emas, ya cukup satu kapal saja,” ujar Hari.
Teguh maupun Koko mengakui jika layanan di TPK Semarang sekarang ini sudah semakin membaik, hanya saja akses jalan dari dan ke pelabuhan Tanjung Emas yang masih belum mendukung. “Akses jalan masih sering tergenang air (rob), sehingga sering menganggu arus keluar masuk barang,” ungkap keduanya.
Hasil Transformasi
Sebelumnya, Widyas Wendra, Corporate Secretary Pelindo Terminal Petikemas menyampaikan bahwa pencapaian satu juta TEUs tersebut merupakan hasil dari transformasi operasional dengan tema unlock capacity yang dilakukan di awal tahun 2025 dengan cara optimalisasi peralatan dan fasilitas baik dari sisi seaside maupun landside.

“Konsistensi dalam peningkatan berkelanjutan atas strategi perencanaan dan pengendalian operasi (penguatan fungsi P&C). Selain upaya tersebut, penyelarasan koordinasi dan kolaborasi dengan para pemangku kepentingan juga terus dilakukan di tengah tantangan dinamika arus barang serta berbagai tantangan kondisi eksternal,” ujarnya kepada Ocean Week, baru-baru ini.
Wendra juga mengatakan bahwa pengembangan TPKS difokuskan pada penguatan kapasitas, modernisasi peralatan dan fasilitas, peningkatan efisiensi, dan akselerasi digitalisasi layanan yang terintegrasi.
Strategi yang akan dijalankan antara lain:
– Peningkatan kompetensi dan kapabilitas SDM sejalan dengan transformasi terminal berbasis Planning and Control .
_ Pengembangan dan optimalisasi fasilitas dermaga dan container yard dengan melakukan peninggian dermaga dan expand capacity beberapa container yard yang akan segera dimulai pada tahun 2026.
_ Modernisasi peralatan bongkar muat untuk meningkatkan produktivitas dan keandalan alat, antara lain dengan pengadaan 4 unit QCC dan penambahan 27 unit Head truck dan chasis baru pada awal tahun 2026.
_ Penguatan sistem teknologi informasi yang terintegrasi dengan ekosistem kepelabuhanan dan kebutuhan pengguna jasa. (***)





























