PT Pelabuhan Tanjung Priok (PTP) area Palembang sedang fokus melakukan diversifikasi usaha di sektor kepelabuhanan. Hal itu dilakukan semata untuk menambah pendapatan perseroan.
Salah satunya dengan membidik dan menawarkan layanan bongkar muat barang lewat ship to ship (STS). “Selain itu kami juga tawarkan integrasi solution logistik kepada para pengguna jasa (pemilik barang), mulai dari hulu hingga hilir. Jadi kami yang kerjakan semua, pemilik barang taunya terima beres,” kata Meyudilah Afrin, Manager Area PTP Palembang, kepada wartawan didampingi Finan Saifullah, Corporate secretary PT PTP, di Boom Baru Palembang, Senin siang (17/7/2023).
Untuk mewujudkan bisnis tersebut, ujar Yudi (panggilan Meyudilah Afrin) tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. “Persaingannya terlalu banyak. Apalagi, untuk STS itu berdasarkan tender, jadi pada saat kita yang menang tender dalam satu projects ya kami ada tambahan pendapatan, sebaliknya jika tidak ya tak ada pendapatan masuk,” jelasnya.
Menurut Yudi, umumnya pemilik barang akan memilih penawaran paling murah. “Kami mesti bekerja keras untuk bisa memenangkan tender projects tersebut. Dan itu cukup sulit, tapi itu tantangan, dan kesempatan memperoleh pekerjaan di STS cukup terbuka. Dan pada saat kita bisa mendapatkan project disitu, maka kita juga bisa menekan cost logistik,” tegas Yudi.
Selain itu, ungkapnya, PTP Area Palembang juga tengah fokus menawarkan konsep bisnis integrasi solution logistik kepada pengguna jasa. “Jadi kami tawarkan and to and, dari hulu hingga hilir pada pemilik barang. Dari pada mengurus sepenggal-sepenggal, lebih baik kami yang menangani secara total Logistik,” kata Yudi.
Namun, ungkap Yudi, untuk yang satu ini, pihaknya pun mesti bekerjasama dengan berbagai pihak usaha terkait. Misalnya, untuk kebutuhan tongkang nya harus bekerjasama dengan pemilik tongkang, lalu untuk angkutannya mesti menggandeng trucking, dan sebagainya.
STS akan sangat potensial untuk digarap, karena sekitar 20 kapal mother vessel setiap bulan melakukan kegiatan STS.

Kata Ichsan, Kasie Lala Kantor KSOP Palembang, dari 20 kapal besar yang umumnya memuat komoditi batubara, biasanya setiap kapal bisa memuat antara 50-60 ribu ton, atau butuh sekitar 10 tongkang untuk memuat barangnya ke mother vessel itu.
Menurut Yudi, STS dari sisi bongkar muatnya dilakukan di Tanjung Kampeh berjarak sekitar 108 km dari Boom Baru. “Tanjung Kampeh merupakan zona yang sudah ditetapkan oleh Kemenhub untuk STS. Untuk penanganan disana, PTP mesti menyiapkan SDM dan peralatannya dengan tarif paket,” ujar Yudi.
Untuk mengangkut batubara dari Bom Baru ke Tanjung Kampeh memerlukan waktu sekitar 6 jam. Ini dibenarkan Ichsan maupun Yudi.
Dengan menggarap bisnis STS tersebut, PTP bisa memperoleh penambahan pendapatan sekitar 20%. “Tapi itu jika kita menang tender, karena pesaing untuk sektor ini cukup banyak,” ujarnya lagi.
Untuk bisa mendapatkan pekerjaan ini, PTP pun mesti bisa melakukan kerjasama yang harmonis dengan semua pihak terkait.
Saat ini, PTP lebih banyak melakukan kegiatan untuk curah cair (60%), yang 40% lagi sedang diupayakan dari aktivitas melalui STS
“CPO sudah kita tangani, untuk batubara belum bisa kita garap, karena industri batubara minta biayanya secara total,” kata Yudi.
Dia juga menceritakan pengalamannya sewaktu menangani komoditi karet melalui STS, dan project RIG. Namun, karena adanya edaran pembatasan jam operasional truk dari Walikota Palembang, maka sekarang pemuatannya dilakukan melalui dermaga Boom Baru.
“Dan itu menjadi kendala, mengingat alur pelayaran yang pasang surut, juga adanya pembatasan jam operasional truk,” ujarnya.
Yudi menyampaikan jika PTP Area Palembang ditarget bisa menangani barang lebih dari 2 juta di tahun 2023 ini.
“Kami terus berusaha untuk bisa mencapai target tersebut,” katanya.

Yudi bercerita kalau saat ini PTP Area Palembang sedang bidding untuk project pembangkit listrik Kerinci.
“Semoga kami bisa memenangkan untuk project itu,” tegasnya.
Dia menambahkan bahwa terobosan usaha yang dilakukan PTP Palembang selain membidik STS, juga melakukan kerjasama dengan TUKS-TUKS yang ada disekitar Boom Baru. “Dari pada berdiam diri, lebih baik melakukan ekspansi bisnis, dan salah satunya menggandeng TUKS, tapi itu juga tak mudah juga,” ungkapnya.
Meski begitu dia berharap bisa meraih upaya yang sedang dilakukannya itu.
Sementara itu, Sekretaris INSA Palembang Suandi membenarkan kalau sekarang ini kegiatan STS di Tanjung Kampeh cukup padat. “Tapi untuk kegiatan disini biasanya untuk bongkar muat ditunjuk oleh shipper, atau lewat tender. Namun, saya belum tau kalau PTP juga ikutan disana. Ya kalau bisa bagus juga,” kata Suandi. (**)