Pelabuhan Tanjung Priok sampai saat ini masih aman dan terbebas dari virus Corona, meski puluhan kapal asal China, masuk ke pelabuhan terbesar di Indonesia ini.
Kepala Kantor Karantina Kesehatan Pelabuhan (KKP) Tanjung Priok, Brata Sugama menegaskan bahwa hingga hari ini (Jumat, 7/2) berdasarkan pemeriksaan dari petugas Karantina Kesehatan terhadap para Awak Kapal asal China, belum ada yang terindikasi virus corona. “Alhamdulillah sampai sekarang masih aman. Dan kita selalu komunikasi kepada crew kapal asal China yang hendak masuk ke Priok. Bahkan baru-baru ini salah satu kapal asal China yang masuk ke dermaga JICT, dan dikunjungi Pak Syahbandar (Capt. Hermanta) nggak ada masalah,” katanya kepada Ocean Week, di Jakarta, Jumat (7/2).
Sementara itu, Dirut PT JICT Gunta Prabawa, menyatakan dalam hal virus corona ini, pihaknya taat mengikuti prosedur dari KKP dan arahan Kantor Syahbandar soal upaya preventive antisipasi penyebaran virus corona.
“Untuk di lapangan sudah diatur SOP termasuk kewajiban memakai pelindung diri, misalnya menggunakan masker bagi para petugas,” kata Gunta, Jumat (7/2), di Jakarta Utara.
Seperti diketahui bahwa data mencatat sejak 1 Januari hingga 7 Februari 2020, sudah 45 kapal asal China membawa 1.055 orang awak kapal masuk ke Priok, dan diperiksa sesuai prosedur dari KKP. Hasilnya, tidak ada indikasi terdeteksi virus corona.
Selain itu, tercatat 35 kapal asal Thailand, Vietnam 12 kapal, Australia 13 kapal, Jepang 7 kapal, SIngapura 96 kapal, dan Malaysia 38 kapal masuk ke Priok. “Mereka crew nya juga kami periksa sesuai prosedur KKP,” ungkap Brata.
Sebagai Negara anggota Organisasi Maritim Internasional atau International Maritime Organization (IMO), Pemerintah Indonesia (Kemenhub) cq. Direktorat Jenderal Perhubungan Laut terus menerus mengawasi ketat pelaksanaan imbauan IMO terkait peningkatan pengawasan dan pencegahan terhadap masuknya virus corona ke tanah air.
Direktur Kesatuan Penjagaan Laut dan Pantai (KPLP) Ahmad menyatakan bahwa IMO mengimbau seluruh negara anggotanya termasuk Indonesia agar meningkatkan kewaspadaan dan pencegahan terhadap Virus corona untuk awak kapal, penumpang dan semua orang yang berada di atas kapal.
Namun dia memastikan kegiatan pelayaran dari dan ke Republik Rakyat Tiongkok (RRT) tetap beroperasi seperti biasa, hanya diperketat pengawasan dan pemeriksaan kapal-kapal yang masuk ke Indonesia.
“Sejak awal Indonesia telah melaksanakan imbauan IMO yang tertuang dalam Surat Edaran (Circular Letter) Nomor 4204 tertanggal 31 Januari 2020 perihal Novel Corona Virus (2019-nCoV) guna mengantisipasi penyebaran virus Korona yang telah ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) sebagai global epidemic dengan status darurat global,” uajr Ahmad.
Dalam Rapat Terbatas yang dipimpin oleh Presiden Joko Widodo pada Selasa (4/2) lalu, memutuskan bahwa pengiriman kargo dari dan ke RRT baik melalui pelabuhan maupun bandara akan tetap berjalan seperti biasa, tetapi pengiriman hewan hidup (life animal) dari RRT akan dihentikan sementara.
“Sebagaimana arahan Bapak Menteri Perhubungan, pengiriman kargo melalui jalur laut tetap berjalan seperti biasa, kecuali pengiriman hewan hidup dari RRT dihentikan. Lebih lanjut Ditjen Perhubungan Laut bekerjasama dengan Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) akan mengkoordinasikan pelaksanaannya bersama para operator pelabuhan dan stakeholder terkait,” terang Ahmad. (***)