Setelah sukses dengan Tanjung Pelepas, kini Malaysia mulai mengembangkan pelabuhan baru dengan membangun pelabuhan internasional Kuala Linggi (KLIP) untuk menyaingi Singapura yang juga memiliki pelabuhan baru di Tuas.
Pembangunan Pelabuhan Internasional Kuala Linggi (KLIP) Malaysia dimulai. Groundbreaking dilakukan pada 23 Januari 2024 ini dan ditargetkan rampung pada tahun 2027.
Proyek senilai US$ 3,2 miliar atau sekitar Rp 49,92 triliun itu dirancang untuk bisa bersaing dengan Singapura.
Pelabuhan Internasional Kuala Linggi berlokasi di Selat Malaka, salah satu jalur pelayaran tersibuk di dunia. Pembangunan pelabuhan ini akhirnya terwujud setelah direncanakan selama delapan tahun.
Mega proyek ini akan dibangun secara bertahap, dirancang mengubah Kuala Linggi menjadi pusat industri ramah lingkungan global, khususnya di sektor energi, kepelabuhan, dan jasa maritim.
Dikutip dari The Maritime Executive, Pelabuhan ini akan menyaingi Singapura dalam hal lalu lintas pelayaran di Selat Malaka.
Diperkirakan jalur ini dilintasi oleh 120.000 kapal setiap tahunnya. “Upacara peletakan batu pertama ini merupakan tonggak sejarah bagi KLIP, langkah signifikan dalam misi kami untuk menjadi pusat maritim kelas dunia. Kami tidak hanya membangun pelabuhan; kami membangun simbol kemajuan, kolaborasi, dan inovasi dalam ekosistem maritim yang merangsang pembangunan ekonomi dan menciptakan peluang bagi generasi mendatang,” kata Tan Sri Noor, Ketua Eksekutif KLIP.
Proyek besar ini, sebagian besar didanai oleh investor China dan digagas oleh operator pelabuhan T.A.G. Marine dan Linggi Base. Sebagai bagian dari pelaksanaan proyek, KLIP mengungkapkan bahwa China Harbour Engineering Co. akan memulai pekerjaan reklamasi setelah mendapatkan kontrak senilai US$ 158 juta.
Jumlah tersebut merupakan bagian dari US$ 294 juta yang akan dikeluarkan perusahaan untuk mengembangkan pulau buatan seluas 620 hektar di lepas pantai.
Pada pertengahan tahun lalu, perusahaan China lainnya, China Communications Construction Company, mendapat kontrak senilai US$ 174 juta untuk melaksanakan pekerjaan pengerukan untuk reklamasi.
Kuala Linggi International Port (KLIP) ingin menjadikan pusat perdagangan dan bisnis internasional.