Pelabuhan Tanjung Priok sudah lebih tiga tahun menjadi pelabuhan transhipment. Dari pelabuhan ini barang dapat dikirim langsung ke beberapa negara, antara lain Amerika, Eropa, Australia, China, serta negara-negara Asia Timur.
“Layanan direct call menunjukkan bahwa pelabuhan Priok mampu beroperasi dengan standar pelayanan dunia, yang didukung infrastruktur modern dan digitalisasi yang sistematis,” kata Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II Elvyn G Masassya, di acara ASEAN Ports & Shipping 2020 ke-18, di Jakarta, Rabu, (26/2).
Menurut Elvyn, untuk memperkuat kapasitas layanan, Pelindo II mengoperasikan terminal baru, yaitu NPCT-1 di Kalibaru, Tanjung Priok.
IPC juga sedang mengembangkan Terminal Kijing di Kalimantan Barat, yang akan memperbesar akses perdagangan regional dan global.
Elvyn mengatakan, Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. “Sebagai salah satu operator pelabuhan terbesar di Indonesia dan kawasan regional, IPC berkomitmen untuk memperkuat peran sentralnya sebagai trade facilitator, yang memberikan energi pada mata rantai logistik nasional dan regional,” katanya kepada pers.
Elvyn menyatakan, dunia semakin kecil dengan adanya lompatan teknologi informasi. “Industri pelayaran dan bisnis kepelabuhanan tentu terdampak, dan lompatan industri 4.0 harus dimanfaatkan agar operasional semakin efektif dan efisien,” ujarnya.
Elvyn menambahkan, IPC terbuka untuk berkolaborasi dengan para mitra di bidang logistik, pelayaran dan kepelabuhanan, guna mengeksplorasi peluang-peluang baru demi mencapai keuntungan bersama.
“Dengan kerja sama yang terintegrasi dan terkoordinasi, pelabuhan dan pelayaran di kawasan regional bisa memainkan peran kunci dalam perdagangan dunia,” ungkapnya. (***)