Para dosen STIAMAK Barunawati Surabaya dan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG) melakukan studi kunjungan di empat terminal di lingkungan bisnis Pelindo Regional 3.
Masing-masing Terminal Internasional Jamrud Utara, Terminal Mirah, Terminal Petikemas Surabaya (TPS) dan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Jawa Integrated Industrial Port and Estate (JIIPE) Manyar Gresik.
Mereka melihat secara langsung proses bongkar muat cargo impor, bongkar muat kontainer domestik dan internasional. Dari kapal kapasitas 400 TEUs sampai 2000 TEUs.
Di JIIPE mereka mendapatkan presentasi perkembangan kawasan industri seluas 3000 hektar, keliling area pembangunan pabrik sampai melihat bongkar muat di dermaga Berlian Manyar Sejahtera (BMS).
Sebelumnya para dosen juga mendapatkan penjelasan dari Pelindo Regional 3 tentang fasilitas pelabuhan berikut cara kerjanya.
Arus kunjungan kapal, arus barang dan kontainer. Rute kapal domestik dan internasional.
Ketua STIAMAK Barunawati Surabaya Dr. Gugus Wijonarko, MM. mengatakan, kunjungan ke beberapa terminal merupakan update perkembangan dan pertumbuhan bisnis maritim nasional, khususnya di pintu pelabuhan Surabaya dan Gresik.
“Kami bersama teman-teman UMG bertujuan untuk melihat langsung pertumbuhan bisnis dan investasi di sektor pelabuhan, sekaligus melihat kelancaran arus logistiknya,” kata Gugus saat mendampingi tim Port Visit, Jum’at (19/12/2025).
Dari STIAMAK diikuti Kaprodi Ilmu Administrasi Bisnis, Juli Prastyorini, MM., Wakil Ketua II, Mudayat, MM., Kabag Humas, Drs. Moh. Fail, M.Ag.
Sedangkan dari Universitas Muhammadiyah Gresik dipimpin, Nataria Wahyuning S, M.Pd., M. Zainuddin Fathoni, S.T., M.MT., Purwanto, S.T., M. T. dan Aminin, S.P.I., M.P.
Sementara dosen tamu luar negeri, Dr. Gaurav Joshi, MBA, Ph.D. dari kampus Lal Bahadur Shasti Institut Management, India.
Menurut Kahumas STIAMAK Barunawati Surabaya Drs. Moh. Fail, M.Ag. Hasil kunjungan tersebut menjadi referensi akademik baru bahwa situasi dan kondisi bisnis maritim nasional mengalami kemajuan cukup pesat, terutama setelah masuk era digital.
Layanan informasi lebih cepat dan efisien. “Yang menjadi tantangan SDM ke depan adalah skill dan penguasaan teknologi informasi,” kata Fail. (***)






























