Kepala Otoritas Pelabuhan (OP) resmi membuka acara Forum Kehumasan Pelabuhan Tanjung Priok, pada Kamis (29/8), bertempat di Best Western, Kemayoran Jakpus.
Kegiatan dengan tema Optimalisasi Peran Kehumasan Dalam Mengantisipasi Berita Hoax, dihadiri oleh para mitra kerja Kantor OP Priok, seperti Ketua APBMI Jakarta Juswandi Kristanto, DPC INSA Jaya, ISAA, praktisi humas, serta instansi pemerintah terkait.
Pada kesempatan tersebut, Capt. Hermanta (kepala OP Priok) menyatakan, bahwa iInformasi merupakan kebutuhan mendasar setiap orang sebagai pengembangan pribadi dan lingkungan sosialnya.
“Hak memperoleh informasi merupakan hak asasi manusia dan keterbukaan informasi publik merupakan salah satu ciri penting negara demokratis yang menjunjung tinggi kedaulatan rakyat untuk mewujudkan penyelenggaraan negara yang baik,” kata Hermanta.
Hermanta mengungkapkan, pemberlakuan undang-undang nomor 14 tahun 2008 tentang keterbukaan informasi publik (UU KIP) merupakan momentum penting dalam mendorong keterbukaan informasi di Indonesia. Dimana, setiap badan publik mempunyai kewajiban dalam menyediakan dan melayani permohonan informasi publik secara cepat, tepat waktu, biaya ringan dan cara sederhana.
“Akhir-akhir ini dunia maya banyak dimunculkan informasi dan berita palsu atau lebih dikenal dengan istilah “hoax” oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab. Jika tidak ada kehati-hatian, netizen pun dengan mudah termakan tipuan hoax tersebut bahkan ikut menyebarkan informasi palsu itu, tentunya akan sangat merugikan bagi pihak korban atau objek yang diberitakan,” ungkapnya.
Menurut Hermanta, istilah hoax atau berita palsu kini semakin santer terdengar di dunia maya. Kemudahan dalam menyebarkan pesan melalui media sosial mempermudah hoax berkembang dengan cepat.
“Dalam hitungan menit saja bisa dikatakan sudah dibagikan sebanyak ratusan kali oleh pengguna media sosial atau yang disebut netizen. Efeknya, orang-orang yang tidak mencari tahu kebenarannya jadi mudah terhasut dan bila dibiarkan bisa mengakibatkan kerusuhan,” ujarnta.
Hermanta berharap, sebagai netizen yang cerdas, tidak seharusnya semua berita yang tersebar ditelan mentah-mentah begitu saja.
Sementara itu, Farida Mahkmudah, nara sumber dari Biro Komunikasi dan informasi publik Kemenhub, mengatakan bahwa berita hoax sekarang ini sangatlah marak. “Dampak dari hoax ini sangat merugikan, makanya kita perlu tahu apakah informasi itu benar atau hoax,” katanya. (***)