Pengerukan alur pelabuhan Pulau Baai propinsi Bengkulu akan dilakukan pada April 2025 dengan anggaran sekitar Rp 1 triliun.
Hal itu disampaikan gubernur Bengkulu Helmi Hasan kepada wartawan usai menerima kunjungan Eksekutif Direktur 2 PT Pelindo II, Drajat Sulistiyo, di Gedung Daerah, Rabu (6/3/2025) lalu.
“Tadi kita dengan Pelindo ada Pak Drajat dari pusat, ada GM Pelindo Pak Joko, ada kawan-kawan asosiasi juga. Insya Allah persoalan Pelabuhan Pulau Baai akan dikerjakan April 2025 oleh Pelindo dengan asumsi anggaran sekitar Rp 1 triliun,” ujar Helmi Hasan, dikutip dari Kompas.com.
Drajat Sulistyo saat dikonfirmasi oleh Ocean Week melalui WhatsApp HP nya pada Kamis lalu, mengenai kebenaran ungkapan gubernur Bengkulu Helmi Hasan yang mengatakan Pulau Baai akan dikeruk mulai April dengan anggaran Rp 1 triliun, tidak dijawabnya.
Hari Sabtu (8/3) Ocean Week kembali menanyakan informasi tersebut melalui WhatsApp Hp nya, apakah benar Baai akan dikeruk mulai April 2025, dan anggaran Rp 1 triliun itu dari Pelindo, Pemda, atau APBN, juga tak dijawabnya.
Helmi optimistis pengerukan ini dapat meningkatkan perekonomian Bengkulu yang selama ini terdampak akibat pendangkalan alur pelabuhan.
Untuk diketahui bahwa Pelabuhan Pulau Baai Bengkulu mengalami pendangkalan sejak 2018, yang berdampak pada kerugian ekonomi hingga triliunan rupiah setiap tahunnya.
Sebelumnya owner pelayaran Gurita Lintas Samudera H. Soenarto juga menyatakan keprihatinannya terhadap pendangkalan alur pelayaran di pelabuhan Bengkulu, yang saat ini draft nya hanya tinggal kurang lebih 3 meter. “Ini kapan mau dikeruk. Mestinya pengerukan itu tanggung jawab pemerintah. Pelindo kalau disuruh mengerjakan pengerukan tapi tak ada kejelasan secara administrasi, pasti nggak berani,” ujarnya.
Arif Suhartono, Dirut PT Pelindo kepada Ocean Week usai peresmian penambahan kapal Meratus untuk rute Jakarta-Papua Nugini juga mengatakan tak berani melakukan pengerukan. “Nanti bisa kena pemeriksaan BPK,” ungkapnya.(***)