PT Krakatau Bandar Samudera (KBS) memiliki obsesi menjadikan pelabuhan yang dikelolanya di Cilegon, Banten sebagai hub curah.
Keinginan manajemen KBS tersebut bukan tanpa alasan, mengingat anak usaha PT Krakatau Steel ini memang memiliki pangsa pasar yang sangat menjanjikan.
Captive market dari grup Krakatau Steel saja mencapai 200 ribu ton per bulan di 2023 ini. Belum lagi pasar dari industri lain yang ada di sekitar Cilegon khususnya dan Banten pada umumnya.
Bagaimana KBS menwujudkan obsesinya, dan apa yang akan dilakukan untuk mengembangkan potensi yang ada ini, dan apa strategi yang bakal dilakukannya, kali ini Ocean Week (OW) berkesempatan menginterview Dirut PT KBS Akbar Djohan (AD) mengenai hal itu, berikut petikannya.
OW : Apa kabar Pak Akbar ?
AD : Alhamdulillah, baik dan sehat selalu.
OW : Bagaimana kinerja KBS ?
AD : Bersyukur, kinerja perseroan membaik, tahun 2023 ini, kami mentarget dapat menangani 23 juta ton dari kapasitas 25 juta ton.
OW : Anda optimis bisa tercapai ?
AD : Sangat optimis, karena kami sudah punya captive market yang pasti, dan itu cukup besar. Belum lagi dari industri di luar grup Krakatau Steel yang juga volumenya cukup besar menggunakan pelabuhan kami. Makanya kami berani mentarget hingga 23 juta ton di tahun ini.
OW : Apa yang dilakukan perseroan untuk mengantisipasi jika ada lonjakan barang melalui pelabuhan KBS ?
AD : Saat ini kami punya 17 dermaga (terminal). Namun kami juga akan terus melakukan pengembangan atau membangun dermaga menyesuaikan kebutuhan (demand). Selain itu, juga menambah gudang, lapangan. Kedalaman pelabuhan -21 LWS sehingga bisa mengakomodasi hingga 200.000 DWT. Sementara itu terkait dengan kecepatan bongkar, mencapai lebih dari 20.000 metrik ton per hari.
OW : Katanya KBS bekerjasama dengan asing untuk pengembangan pelabuhan ?
AD : Oh ya. Kami (KBS) sudah melaksanakan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) dengan PT Melchers Melindo Indonesia dan Hamburg Port Consulting GmBH guna pengembangan pelabuhan Cilegon dengan potensi nilai Rp 3 triliun. Ini adalah sebuah penjajakan pengembangan kepelabuhan agar ke depan PT KBS dapat meningkatkan kinerjanya dengan menarik investor potensial maupun mitra strategis.
OW : Lalu ?
AD : Sebenarnya, kerja sama tersebut merupakan kelanjutan dari kerja sama sebelumnya untuk mempresentasikan temuan Pra-Studi Kelayakan dan mendiskusikan langkah ke depan khususnya mendapatkan pendanaan dan menarik investor dan mitra strategis yang tepat mengembangkan Krakatau International Port sesuai dengan kebutuhan baik di area Cilegon maupun di luar area Cilegon.
OW : Apa lagi yang dilakukan perseroan?
AD : Kami juga mendorong Krakatau International Port untuk menghubungkan ekosistem industri di kawasan Banten dan menjadi hub berbagai sektor industri mulai dari pangan hingga energi. Pelabuhan kami berpotensi menjadi solusi hub internasional port untuk pelayanan non-kontainer alias curah. Sebab, selain lokasinya tak jauh dari kawasan industri, infrastruktur penghubung juga tersedia selain jalan yakni rel hingga menuju Jawa Timur. Dengan tagline integrated industrial port, selain highway, kami juga punya infrastruktur railway Stasiun Krenceng bisa langsung ke Jawa Timur sampai masuk Pelabuhan Perak.
OW : Selain itu ?
AD : Ada tentunya, Kami juga sedang menjajaki kerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk bisa menjadi hub energi khususnya yakni untuk batu bara. Lokasi kami ini sangat ideal untuk support Tanjung Priok untuk mengurangi kongesti. Walaupun kami fokus bulk, industri bulk non kontainer jauh lebih besar dari kontainer. Kami juga sudah melakukan kerjasama dengan pelabuhan di Batam (SCN), membangun platform KIPOS, dan platform ini dipakai oleh nasional logistik ecosystem. KIP merupakan solusi bagi pemerintah mewujudkan efektifnya logistik nasional dalam handling kepelabuhanan dan bisa menghilangkan pungli.

OW : Bagaimana dengan kesiapan SDM ?
AD : Untuk SDM, kami pun sudah menyiapkannya, beberapa SDM KBS banyak yang kami kirim ke luar negeri untuk peningkatan keahliannya. Kami optimis tahun ini dan kedepan semakin maju dengan berbagai transformasi yang dilakukan dari berbagai aspek. Misalnya peningkatan SDM dan adanya infrastruktur yang baru diresmikan sebagai upaya peningkatan pelayanan terhadap konsumen.
OW : Jadi ?
AD : Penambahan berbagai infrastruktur strategis itu merupakan komitmen KBS sebagai Integrated Industrial Port dalam menciptakan nilai tambah bagi stakeholder. Dan itu merupakan bagian dari kesiapan kami dalam mendukung Cluster Industri Baja 10 juta ton di Cilegon. Artinya trafik di pelabuhan KBS, dari 10 juta itu, low material berarti 30 juta ton.
OW : Anda yakin itu semua bisa ?
AD : Dengan pengalaman mengelola pelabuhan curah sudah 30 tahun, SDM handal, punya teknologi, punya captive volume, Ecosistem industri sudah, saya yakin banget apa yang kita lakukan itu bisa tercapai.
OW : Apa perubahan yang terjadi pada KBS sekarang ?
AD : KBS telah melakukan transformasi bisnis bidang kepelabuhanan dan jasa logistik yang berbasis Smart Port dengan menitik-beratkan pada 3 hal utama, yakni Expanding Services, Operational Excellence, dan Creating New Business serta program perbaikan secara berkelanjutan, diantaranya Operating Efficiency, Commercial Excellence, Digitalization, Upgrading Port Supporting Facility Services, Organization Enablement Programs.
OW : Hasilnya ?
AD : Ternyata upaya yang KBS lakukan ini terbukti meningkatkan kinerja perusahaan, hal ini terlihat dari beberapa indikator keuangan selama beberapa tahun terakhir. Pendapatan (revenue) KBS selama 4 tahun terakhir terus meningkat dengan rata-rata peningkatan sebesar 13% per tahun.
OW : Harapan Anda untuk KBS kedepan ?
AD : Tentu saja kami berharap bahwa apa yang kami lakukan ini bisa terwujud, salah satunya menjadikan KIP sebagai hub port curah. (ridwan said/***)