Bea Cukai Tanjung Priok merencanakan memasang 5 unit alat pemindai petikemas di Terminal Petikemas pelabuhan Tanjung Priok, menyusul telah berhasilnya alat tersebut di TPFT Graha Segara.
Ardhani, Kepala Bidang Bimbingan Kepatuhan dan Layanan Informasi Bea Cukai Tanjung Priok mengungkapkan hal itu kepada Ocean Week melalui WhatsApp nya, Selasa.
“Untuk yang di TPFT Graha Segara sudah implemented, dan untuk di TPS NPCT1 sedang dibangun di Common Gate Area. Sedangkan di TPS lainnya masih dalam proses perencanaan, namun diharapkan dapat diimplementasikan tahun 2023 ini,” ujarnya lagi.
Seperti diketahui bahwa alat untuk mendeteksi fisik peti kemas dan isi yang ada didalam peti kemas itu telah terpasang di lokasi fasilitas behandle (pemeriksaan) peti kemaa kategori jalur merah di TPFT Graha Segara.
M. Roy Rayadi, Direktur Eksekutif Graha Segara, menyampaikan bahwa pemerintah (bea cukai) berencana akan memasang lagi 5 unit alat pemindai petikemas itu di pelabuhan Tanjung Priok.
“Saat ini sedang dipersiapkan, Insya Allah pada Oktober mendatang sudah terpasang,” ujar Roy kepada wartawan Senin (24/7) melalui WhatsApp nya.
Sebelumnya, Tim Ombudsman RI juga telah melakukan kunjungan ke Pelabuhan Tanjung Priok guna melihat secara langsung aktivitas di TPFT Graha Segara yang telah menggunakan alat Hico-Scan itu.
Pemanfaatan Hico-Scan itu juga sudah melalui kesepakatan bersama antara penyedia dan pengguna jasa yakni pengelola terminal peti kemas di pelabuhan Tanjung Priok yakni PT Jakarta International Container Terminal (JICT), TPK Koja dengan pengguna jasa yakni Gabungan Importir Nasional Seluruh Indonesia (GINSI) DKI Jakarta dan Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) DKI Jakarta.
Kesepakatan bersama itu juga diketahui oleh Manajemen Pelindo Regional 2 Tanjung Priok dan Kantor Otoritas Pelabuhan Tanjung Priok.
Adapun fungsi Hico-Scan tersebut dapat mendeteksi barang apapun yang termuat dalam peti kemas secara lebih detail, dan radiasinya sangatlah kecil.
Diharapkan dengan adanya alat pemindai Petikemas tersebut, layanan bisa lebih efektif, efisien, cepat, dan dapat memangkas cost logistik. (**)





























