Ketua DPD RI La Nyalla Mahmud Mattaliti melakukan kunjungan kerja ke Pelindo III, pada hari Selasa (31/3).
La Nyalla diterima langsung oleh Dirut Pelindo III Doso Agung bersama direksi di Kantor Pusat Pelindo di Tanjung Perak, Surabaya.
Pada kunjungan tersebut, juga turut hadir stakeholders antara lain INSA, ALFI, GINSI, dan pelaku usaha lainnya.
Dalam kesempatan tersebut, La Nyalla minta kepada direksi Pelindo III untuk menggandeng dan melibatkan swasta, sekaligus memberi kesempatan untuk bekerjasama dalam bisnis di kepelabuhanan.
“Karena itu saya sengaja meminta direksi Pelindo III untuk menghadirkan semua stakeholder dari kalangan dunia usaha pelabuhan untuk hadir di sini, agar kita duduk bersama dan menyepakati beberapa langkah yang solutif,” ungkapnya.
Menanggapi hal itu, Direktur Operasi Pelindo III Putut Sri Mulyanto, kepada Ocean Week menyatakan, bahwa permintaan Ketua DPD RI itu sejalan dengan arahan Menteri BUMN (Erick Thohir) untuk lebih banyak melibatkan swasta dalam kegiatan bisnis untuk bersama sama membangun negeri ini.
“Dalam pengembangan usaha baru kan tidak bisa semua dilakukan oleh Pelindo sendirian, maka Pelindo akan bermitra dengan perusahaan swasta sesuai dengan bisnis yang dikembangkan,” ujarnya Selasa malam.

La Nyalla juga menyampaikan akan peringatan dari tiga organisasi dunia yakni WHO, World Bank dan IMF yang harus disikapi secara simultan oleh Pelindo III selaku operator pelabuhan.
La Nyalla menyatakan WHO telah menyatakan bahwa Covid-19 telah menjadi pandemic. Sedangkan World Bank mengingatkan agar semua negara bersiap mengalami penurunan angka pertumbuhan ekonomi.
Sementara Dana Moneter Internasional (IMF) menyimpulkan pandemic Covid-19 akan membawa dunia memasuki resesi global.
“Ini harus dihadapi dengan pola berpikir tidak biasa, tetapi tetap jernih, terukur, cepat serta taktis. Jangan sampai kita terlambat melakukan langkah dan antisipasi. Sebab, Tanjung Perak merupakan salah satu pintu gerbang Indonesia. Sebagai kolektor sekaligus distributor barang dari dan ke Kawasan Timur Indonesia, termasuk Jawa Timur. Jangan sampai posisi strategis ini berantakan karena kita terlambat,” ungkap LaNyalla.
Karena itu, lanjutnya, langkah yang harus diambil harus simultan, antara menjalankan protokol penanggulangan Covid-19 dengan protokol siaga resesi global dan penurunan pertumbuhan ekonomi.
Dikatakan LaNyalla, salah satu penopang untuk menghadapi penurunan pertumbuhan ekonomi dan pelambatan ekonomi global adalah belanja pemerintah. Baik itu APBN maupun APBD. Oleh karena itu proyek-proyek strategis pemerintah harus diupayakan tetap dijalankan.
“Saya sudah sampaikan kepada Presiden dan Menteri BUMN, agar peran dan keterlibatan swasta justru harus dipacu di saat-saat seperti ini,” ucapnya.
Dia juga meminta supaya anak, cucu dan cicit perusahaan Pelindo mengalah. “Berhenti dulu. Kencangkan ikat pinggang. Agar arus belanja APBN dan APBD dapat mengalir ke swasta. Tidak ada teori lain. Kalau swasta masih bisa hidup, PDRB masih menyumbang ekonomi makro, maka pertumbuhan ekonomi, khususnya di Jawa Timur masih ada harapan,” kata LaNyalla.
Dia juga mengemukakan sejumlah stimulus yang diambil pemerintah pusat, baik fiskal maupun non fiskal. Termasuk Instruksi Presiden nomor 7 tahun 2019 tentang kemudahan dunia usaha dan Peraturan Presiden nomor 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi kawasan di Jawa Timur.
“Pelindo III sebagai BUMN harus seirama dengan semangat pemerintah saat ini, yakni fokus menyelamatkan bangsa ini dari jurang krisis. Lupakan sejenak tugas utama sebagai penyumbang pendapatan negara. Tetapi fokuskan kebijakan kita untuk menyelamatkan tonggak perekonomian nasional kita di tengah wabah Covid-19 ini,” tegasnya.
Sementara itu, Direktur Utama Pelindo III Doso Agung menyatakan akan memperhatikan arahan Ketua DPD RI dan masukan dari sejumlah stakeholder pelabuhan Tanjung Perak.
Sedangkan Lukman Lajoni, salah satu penasihat INSA Surabaya kepada Ocean Week mengatakan, bahwa dalam pertemuan antara DPD RI dengan Pelindo III juga disinggung supaya pelabuhan Tanjung Perak beroperasi 24/7 pada saat situasi dalam kewaspadaan menghadapi wabah Corona.
“Maksudnya dalam kondisi darurat corona ini tetap operasi seperti biasa,” katanya. (***)