Kinerja Terminal Petikemas Nilam terus menunjukkan peningkatan. Hal itu terlihat pada arus petikemas yang ditanganinya.
Misalnya, pada Triwulan I tahun 2024, arus petikemas mencapai 105.004 TEUs atau 105% lebih tinggi dari RKAP 2024 yang sebesar 100.186 Teus.
“Arus petikemas mengalami peningkatan 109% dibandingkan tahun 2023 periode sama yang tercatat sebesar 96.237 TEUs,” ujar General Manager (GM) Terminal Petikemas Nilam Taufiq Rachman, kepada Ocean Week per telpon, Sabtu (6/4).
Menurut Taufiq, peningkatan arus petikemas ini sudah terjadi mulai awal tahun 2024, hal ini akibat peningkatan permintaan menjelang Hari Raya Idul Fitri pada bulan April ini.
 “Kenaikan arus petikemas juga didukung oleh peningkatan kinerja bongkar muat dimana sampai dengan Maret 2024 Terminal Petikemas Nilam menorehkan kinerja BCH 26,69 box dan BSH Gross 34,44 box yang jika dibandingkan sd Maret 2023 mencapai BCH 24,67 box dan BSH Gross 33,82 box,” ungkapnya.
“Kenaikan arus petikemas juga didukung oleh peningkatan kinerja bongkar muat dimana sampai dengan Maret 2024 Terminal Petikemas Nilam menorehkan kinerja BCH 26,69 box dan BSH Gross 34,44 box yang jika dibandingkan sd Maret 2023 mencapai BCH 24,67 box dan BSH Gross 33,82 box,” ungkapnya.

Taufiq juga menyampaikan bahwa dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada customer di tahun depan, Terminal Petikemas Nilam rencana akan menambah peralatan lapangan sebanyak 3 unit RTG untuk dioperasikan di CY03.
Seperti diketahui bahwa Terminal Petikemas Nilam di Tanjung Perak Surabaya merupakan satu dari 15 terminal peti kemas yang sudah dikelola SPTP (Subholding Pelindo Terminal Petikemas) sejak tahun 2022.
Meski lokasinya dihimpit oleh Berlian Jasa Terminal Indonesia (BJTI), terminal petikemas Surabaya (TPS), dan Terminal Teluk Lamong, namun terminal Nilam tetap memiliki pasar tersendiri.
Sebab, terminal Nilam yang khusus melayani kegiatan petikemas domestik ini memiliki keunggulan dari sisi kecepatan bongkar muat.
Sebagai misal, Terminal ini pernah membongkar muat sebanyak 1.300 kontainer hanya dalam waktu 22 jam atau tak sampai satu hari.
Kinerja bongkar muat Terminal Nilam saat ini sudah bisa membongkar muat peti kemas rata-rata 40 box ship per hour (BSH). Bahkan pernah juga mencapai 58 BSH.
Padahal, sebelum merger Pelindo, kinerja bongkar muat di Terminal Nilam sekitar 20-25 BSH.
“Semua aktivitas disini, digerakkan dari pusat planning dan control yang selama 24 jam terus bekerja. Jadi perencanaan dilakukan dari ruangan ini,” ujar Taufiq.
Mantan GM TPK Tanjung Emas Semarang ini juga bercerita jika tahun 2022, throughput Terminal Nilam tercatat 382 ribu TEUs. “Tahun 2023, kami mencapai 420-an ribu TEUs,” ujarnya.
Waktu port stay di terminal Nilam semakin pendek, dan itu turut menguntungkan para perusahaan pelayaran karena pelayaran bisa menambah kapalnya masuk ke terminal Nilam.
Taufik menjelaskan untuk mendukung kinerja, terminal Nilam yang memiliki panjang dermaga 320 meter, dengan draft 9 meter, dilengkapi dengan 4 CC, 8 RTG, 20 truk.
“Setiap hari sekitar 400 truk keluar masuk melakukan kegiatan disini,” ucapnya lagi.
Menurut dia, window kapal di terminal Nilam sangatlah ketat. Di terminal ini pun sudah melakukan transformasi standarisasi operasional, pelayanan operasional berbasis planning and control. (**)
 
	    	 
                                

























 
							
 
							

