Kementerian Perhubungan Republik Indonesia (Kemenhub RI) berencana meningkatkan pelabuhan Dumai dan Selat Lampa yang berada di Kepulauan Riau.
Karena itu, Menhub Budi Karya Sumadi memberi instruksi kepada PT Pelindo, untuk segera memaksimalkan pelabuhan di Kepulauan Riau tersebut, beserta dengan fungsinya.
Ketua DPC INSA Dumai Herman Buchari membenarkan jika keberadaan pelabuhan Dumai dinilainya kurang maksimal. “Apa yang dikatakan Pak Menhub (Budi Karya Sumadi) sewaktu datang ke pelabuhan Dumai dan bilang pelabuhan ini harus dimaksimalkan, itu tidak salah, karena memang pelabuhan Dumai perlu dilakukan perbaikan terutama pengerukan kedalaman kolam dermaga,” ungkap Herman saat dihubungi Ocean Week, Kamis (15/2) pagi.
Herman mengungkapkan bahwa pelabuhan Dumai memiliki tiga dermaga yakni dermaga A, B, dan C. “Dermaga A untuk melayani kegiatan general kargo, namun kedalamannya hanya 4 meter, sehingga tak sedikit kapal yang sandar membongkar muat barang kandas. Makanya perlu dikeruk,” katanya.
Sementara untuk dermaga yang peruntukannya melayani curah cair, memiliki kedalaman kolam dermaga 10 meter juga belum maksimal.
Sedangkan dermaga C dengan draft 9-10 meter untuk kegiatan curah kering, ungkap Herman, tak mampu melayani kapal-kapal dengan bobot 30 ribu ton. Dan kolam di dermaga C ini pun perlu segera dilakukan pengerukan. “Kapal nggak bisa maksimal disini. Karena misalnya kapal akan muat 20 ribu ton, tapi karena kedalaman kolam dermaga terbatas, sehingga kapal nggak bisa muat barang sesuai kapasitas yang diinginkan, dan sangat merugikan. Untuk itu, kolam dermaga inipun perlu dikeruk,” jelas Herman.
Herman juga menyoroti terminal penumpang yang dianggapnya kurang maksimal, padahal terminal ini melayani penumpang tujuan Dumai-Batam, dan Dumai-Malaysia (Malaka). “Kondisi terminal penumpang kurang maksimal dibandingkan dengan volume penumpang yang setiap hari melewati sini untuk tujuan domestik maupun luar negeri. Infrastruktur nya juga kurang maksimal, makanya perlu juga perbaikan,” katanya.
Jadi, ucap Herman, pada dasarnya pelabuhan Dumai perlu segera dilakukan perbaikan, baik pengerukan kolam dermaga untuk kegiatan barang maupun perbaikan untuk di terminal Penumpang.
“Semoga ini menjadi perhatian pihak Pelindo,” harap ketua INSA Dumai tersebut.

Untuk diketahui, saat meninjau pelabuhan Dumai belum lama ini, Menhub Budi Karya mengatakan, bahwa Pemerintah akan meningkatkan dua pelabuhan yang ada di Riau tersebut, serta memaksimalkan fungsinya.
Budi menilai, bahwa pelabuhan Dumai merupakan yang terbesar di Kepulauan Riau. Tetapi pelabuhan tersebut belum mampu dimaksimalkan dalam pemanfaatannya.
“Di Dumai saya melihat potensinya besar, namun fungsi pelabuhan belum maksimal. Pergerakan orang dari dan ke Malaysia cukup banyak,” kata Menhub Budi melalui keterangan resminya, dikutip dari laman Kemenhub.
“Pelabuhan Dumai ini akan dimaksimalkan. Kita rencanakan pelabuhan yang cantik dan akan diselesaikan dalam waktu dekat,” ujarnya.
Menurut Budi Karya, untuk peningkatan pelabuhan Dumai, Kemenhub RI akan melakukan kegiatan pengerukan kolam, dan mengembangkan terminal untuk penumpang.
Sebaliknya untuk pelabuhan Selat Lampa, Kemenhub RI akan membangun sejumlah infrastruktur pendukung, antara kain terminal dan lahan untuk kontainer.
“Saya melihat bahwa Pelabuhan Selat Lampa dengan draft yang dalam dan air yang tenang, tentu potensial. Oleh karenanya, kami tadi bersepakat membangun terminal untuk penumpang kapal perintis dan juga menyiapkan lahan untuk container,” katanya.
Budi juga menyinggung permasalahan yang terjadi di pelabuhan tersebut. Menurutnya, aksesibilitas pelabuhan Selat Lampa adalah masalah yang serius.
Hal itu menyebabkan potensi dan fungsi pelabuhan Selat Lampa belum dinilai maksimal. Bahkan, Kemenhub RI akan membicarakan lebih lanjut soal perbaikan pelabuhan tersebut, dengan Kementerian PUPR.
“Jadi kita tinggal mengidentifikasi aksesibilitasnya, lalu kita akan bekerja sama dengan Kementerian PUPR untuk memperbaikinya,” jelas Menhub Budi Karya.
Seperti diketahui bahwa kota Dumai memang bukan merupakan wilayah penghasil migas. Namun, kota tersebut memegang peranan penting dalam rantai pendistribusian hasil produksi minyak mentah dari lapangan-lapangan migas di Provinsi Riau.
Dumai memiliki pelabuhan di mana kapal-kapal tanker merapat untuk membawa dan mendistribusikan minyak mentah baik ke dalam negeri maupun tujuan ekspor ke belahan dunia lain.
“Pelabuhan Dumai yang dibangun CPI pertama kali dioperasikan pada 1958, atau sejak 60-an tahun silam. Kehadiran pelabuhan ini kemudian turut mendorong perkembangan kota Dumai dan tumbuhnya industri serta usaha lainnya,” kata Senior Vice President Policy, Government, and Public Affairs Chevron Yanto Sianipar. (**)