Berbagai upaya mengembangkan fasilitas infrastruktur pelabuhan, termasuk sistem layanannya khususnya di pelabuhan Batu Ampar di Batam yang dilakukan BP Batam dipresiasi positif INSA Batam.
“Kami INSA menyambut baik apa yang sekarang dilakukan BP Batam, baguslah,” kata Suparno, Ketua bidang hukum dan advokasi DPC INSA Batam kepada Ocean Week, Kamis (4/3).
Menurut Parno (panggilannya), perencanaan pengembangan infrastruktur pelabuhan Batu Ampar telah dicanangkan sejak tahun 2020, namun PT Pelindo 2 kelihatannya mundur untuk proyek pengembangan Batu Ampar.
Oleh karena itu, ujar Parno, INSA berharap agar secepatnya dilakukan tender ulang untuk rekonstruksi dermaga supaya pelayanan kegiatan bongkar muat container dan cargo lain dapat ditingkatkan sesuai harapan pelaku usaha dibidang Maritime.
Menanggapi pengembangan layanan digital yang dilakukan BP Batam, Parno menyatakan bahwa masalah pelayanan system digital adalah methode yang tepat dan harus digunakan dalam era saat ini hingga kedepan.
BP Batam sebagai operator pelabuhan baik Batu Ampar maupun pelabuhan lainnya senantiasa mencari terobosan-terobosan kreatif karena Batam membutuhkan switable port yang comply sebagai pintu gerbang arus keluar masuknya komoditas import export bagi kebutuhan berbagai industry.
“Pengertian sweetable port adalah suatu pelabuhan multi purpuse yang siap melayani kegiatan mulai penyandaran kapal hingga kelancaran bongkar muat dengan sarana penunjang yang layak dan safety. Base on persyaratan tersebut performancesnya adalah Available dan on time on schedule,” kata Parno.
Pada berita sebelumnya di Ocean Week disebutkan bahwa Badan Usaha Pelabuhan (BUP) Badan Pengusahaan (BP) Batam melaksanakan Sosialisasi Integrasi Sistem Autogate dengan B-SIMS BP Batam dan TPS Online Bea dan Cukai, bertempat di Conference Hall IT Center BP Batam, Rabu (3/3/2021).
Direktur Badan Usaha Pelabuhan BP Batam Nelson Idris mengatakan, dengan digitalisasi sistem yang sedang dilakukan di Pelabuhan Batu Ampar, Batam, menjadi bukti bahwa BUP BP Batam mengarah ke pelabuhan berstandar Smart dan Green Port.
“Dengan ditetapkannya Pelabuhan Batu Ampar yang dikelola oleh BUP BP Batam sebagai Batam Logistic Ecosystem (BLE) yang merupakan bagian dari National Logistic Ecosystem (NLE), tentunya membutuhkan dukungan infrastruktur memadai, di antaranya melalui Auto Gate System dan TPS Online dari Bea Cukai,” katanya.
Menurut Nelson, selain Autogate dan TPS Online untuk menuju smart port, pihaknya juga telah menerapkan InaPortnet, Single Entry untuk kegiatan STS-FSU, Pemberitahuan Keagenan Kapal Asing (PPKA), dan B-SIMS.
Dia juga menyampaikan bahwa integrasi dengan TPS Online oleh Bea Cukai bertujuan untuk memperbarui proses kegiatan bongkar-muat barang pada setiap kapal yang saat ini masih menggunakan pola truck lossing.
“BP Batam, melalui Badan Usaha Bandar Udara TIK, telah merancang sebuah sistem bernama BP Batam Seaport Information Management System (B-SIMS) untuk melakukan integrasi sistem yang mengakomodir pendaftaran keagenan, register barang masuk, register barang keluar dan informasi denah kontainer di TPS,” ujarnya lagi.
Sedangkan sistem Autogate, ungkap Nelson, akan meminimalisir antrean panjang. Sebab, saat ini keluar masuk barang tak perlu lagi tatap muka dengan petugas Bea Cukai di gate, serta dapat dilakukan 24 jam.
Kepala Kantor Pelayanan Utama Bea dan Cukai Kota Batam, Susila Brata mengatakan integrasi sistem ini untuk kelancaran arus masuk dan keluar barang di Pelabuhan Batam.
“Dengan sinergi ini, manajemen kargo di pelabuhan akan lebih mudah termonitor. Untuk data di Bea Cukai juga dapat terekam di BP Batam. Demikian juga dengan infrastruktur menjadi lebih efisien, karena petugas Bea Cukai tidak perlu melakukan proses tatap muka dengan pemilik barang,” katanya.
Menurut Susila, sejauh ini layanan yang telah berjalan adalah Single Entry untuk kegiatan STS-FSU, sedangkan untuk sistem Autogate dan TPS Online masih dalam proses sosialisasi dan simulasi.
“Rencana integrasi berikutnya adalah layanan perizinan barang konsumsi dan barang impor. Kami berharap proses ini dapat terlaksana sesegera mungkin, agar untuk memudahkan para pemangku kepentingan di bidang logistik dan perkapalan di Batam,” kata Susila Brata. (gtr/***)