Indang Nurdjati, Kasie Tertib Bandar Kantor Syahbandar Pelabuhan Utama Tanjung Priok menjadi salah satu nara sumber yang mampu membuat sekitar seratus orang dari berbagai perusahaan pelayaran yang beroperasi di Tanjung Priok, kembali bersemangat mengikuti Focus Group Discussion (FGD) yang digelar Kantor Syahbandar Priok, di Royal Hotel, Jumat (12/10) .
Pasalnya, Bu Indang (biasa dia disapa) berhasil menyemangati para peserta diskusi yang mayoritas sudah mengantuk, karena kelelahan harus mendengarkan persentasi dari beberapa nara sumber yang cukup monoton gaya penyampaiannya. Apalagi, sesi yang dibawakan wanita asli Jawa ini memang pada jam-jam disaat orang mulai lelah berpikir.
Namun, Indang dengan gayanya yang cukup mencair dengan peserta mampu membuat para peserta kembali fokus memperhatikannya.
Biasanya nara sumber menyajikan makalahnya secara serus, Indang malah lebih banyak melakukan interaksi dengan audiensnya. Misalnya, sebelum masuk pada materi yang dia bawakan, Indang memulainya dengan mengajak para peserta menyanyikan lagu ‘Garuda Didadaku’ yang syairnya diubahnya. Dia juga mengajak salah satu peserta untuk menemani bernyanyi, dan suasana pun menjadi segar kembali.
Sebenarnya, isi makalah yang disampaikan Indang bukan sesuatu yang istimewa, karena hanya menginformasikan mengenai sejumlah hal yang berkaitan dengan tertib bandar. Contohnya, bagaimana sampai saat ini masih ada laporan terhadap keterlambatan pelayanan pemanduan. Pandu naik atau turun tidak di pilot boarding point, dan sebagainya.
Namun bukan itu juga yang kemudian bisa menyemangati para peserta FGD. Selain cantik, Indang juga sangat familiar, itu komentar sejumlah peserta kepada Ocean Week. “Kita jadi terhibur dengan Bu Indang,” ucapnya.
Padahal, dengan logat gaya bahasa Jawanya yang ‘medok’ Indang mengaku grogi saat persentasi dihadapan para praktisi pelayaran tersebut. “Saya baru pertama kali persentasi dihadapan banyak orang, jadi agak grogi,” ucapnya. (***)