Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia (IKPPNI) menghadiri anual general asembly dan hari maritim dunia, di Helsinki, Finlandia, tanggal 27 September 2019.
Hadir dari pada kegiatan itu mewakili IKPPNI yakni Ketua Umumnya, Capt. Dwiyono S, dan Muchsin Mansyur (pengurus).
Menurut Muchsin, kolaborasi antara Ikatan Korps Perwira Pelayaran Niaga Indonesia (IKPPNI) sebagai organisasi profesi tenaga ahli maritim dengan Persatuan Pekerja Pelaut Indonesia (P3I) sebagai organisasi serikat pekerja pelaut yang berafiliasi dengan International Federation Ship’s Masters Association (IFSMA) di London, UK, merealisasikan semangat untuk menyuarakan peran dan kontribusi Merah Putih dalam kancah keselamatan maritim niaga ditingkat dunia, bersamaan dalam rangka hari maritime dunia yang jatuh pada tanggal 26 September 2019.
“Dalam kesempatan pertemuan ANNUAL GENERAL ASSEMBLY IFSMA yang dilaksanakan 26-27 September 2019 di Radisson Blu Hotel Seaside, Helsinki – Finlandia, delegasi dari Indonesia menyampaikan 2 hal terkait suara keselamatan maritime niaga,” kata Muchsin kepada Ocean Week, Sabtu siang.
Kata dia, dua hal yang disampaikan itu, antara lain, soal ijazah laut palsu sebagai ancaman keselamatan pelayaran dunia.
“Kedua, mengenai peningkatan aspek keselamatan pelayaran niaga di selat Malaka dengan keberadaan pemanduan voluntary oleh Indonesia yang dimandatkan oleh UNCLOS,” ungkapnya.
Muchsin juga mengungkapkan, bahwa AGA meeting dihadiri oleh beberapa negara, seperti Skandinavia, Asia, Eropa-barat, Eropa-timur, Amerika-latin dan Amerika-utara.
Muchsin juga menyatakan, delegasi NGO Negara Pakistan sebagai salah satu partisipan yang hadir, langsung merespon dan berjanji akan mengambil langkah tidak lanjut penertiban yang diperlukan, khususnya terhadap banyaknya pelaut-pelaut Pakistan yang meggunakan ijazah tidak asli berlogo Garuda.
“IKPPNI juga akan menulis surat resmi kepada IFSMA agar memberikan dukungan hal ijazah palsu kepada IMO, agar bahaya tersembunyi industry maritim yang sedang terjadi tidak ada pembiaran berkelanjutan,” ujarnya lagi.
Selain itu, pihak IKPPNI juga akan secara pro-aktif independen melayangkan surat resmi kepada IFSMA agar menyampaikan ke pihak IMO supaya pemanduan yang telah ada sejak tahun 2015 didukung keberadaannya ditingkatkan sebagai mandatory pilotage bagi jenis kapal-kapal tertentu dengan kedalaman benaman kapal lebih dari 20 meter. (***)