Pelabuhan di Batam sudah menangani petikemas mencapai 439.000 TEUs pada tahun 2019 hingga Juni 2019, dengan rincian 309.000 TEUs dari Batu Ampar, dan sisanya dari Pelabuhan Kabil dan tempat lainnya.
Anggota 3/Deputi Bidang Pengusahaan Sarana Usaha Badan Pengusahaan (BP) Batam Dwianto Eko Winaryo, pengelola pelabuhan terus melakukan berbagai inovasi untuk mengembangkan pelabuhan. “Ke depan pemaksimalan dermaga utara, khususnya konstruksi lama, dapat direvitalisasi bersama dengan dermaga timur dan selatan. Revitalisasi membutuhkan biaya cukup besar, sehingga skema-skema kerja sama ini harusnya dapat didorong. Kami memang sudah kehabisan waktu untuk melaksanakan dengan skema alternatif. Jadi kami melihat bahwa ada BUMN yang cukup punya kekuatan dana untuk membantu BP Batam mengembangkan ini secara cepat,” kata Dwianto saat menjadi narasumber dalam seminar INAMARINE 2019 di JIExpo, Kemayoran, Jakarta, baru-baru ini.
Menurut dia, ada beberapa konsep rencana pengembangan Pelabuhan Batu Ampar, antara lain dengan cara BTO (Build-Transfer-Operate). Konsep ini agar pemerintah menang di depan dan tidak menerima aset sisa.
Dwianto menyatakan, Fokus Pelabuhan Batu Ampar adalah memaksimalkan container yard yang sebelumnya sudah ada. “Kita mencoba untuk merelokasi dua gudang milik BUMN ke sisi utara, sehingga kami bisa memanfaatkan container yard yang ada di belakang gudang tersebut menjadi terbuka yang mencapai 10 hektar,” ungkapnya.
Pihaknya juga berencana melakukan pengerukan kolam pelabuhan agar kapal-kapal besar dapat masuk ke Batu Ampar. “Saat ini sudah ada 2 HMC (Harbour Mobile Crane) yang sudah ada di sana dan ada 2 RTG (Rubber Tyred Gentry Crane) yang sudah beroperasi hasil dari kerjasama operasi (KSO) alat dengan Pelindo I,” ujarnya..
Sementara itu, Kepala Badan Pelabuhan Laut BP Batam, Nasrul Amri Latif mengatakan, pengembangan Pelabuhan Batu Ampar terus berlanjut, yakni untuk mempersiapkan dermaga utara sebagai basis operasional kegiatan pelabuhan tersebut.
“Kami sudah lelang untuk pembongkaran gudang, baru lelang pengerukan alur laut. Tahun ini kelar, baru setelah itu penyiapan dermaga utara,” kata Nasrul.
Setelah tahun ini lelang selesai, maka dermaga utara akan mulai dikembangkan. Baru setelah itu, seluruh operasional pelabuhan pindah ke sana. “Penyebab operasional pindah ke dermaga utara, karena kami akan bangun dermaga selatan dan timur,” ungkapnya.
Menurut Nasrul, total anggaran yang dibutuhkan untuk tahap pertama pengembangan pelabuhan ini mencapai Rp 7,5 miliar. “Kami keruk dulu alurnya. Baru setelah itu revitalisasi dermaga selatan dan timur. Sehingga nanti kegiatan pindah ke utara,” paparnya. (pt6/**)