PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) Cabang Panjang terus melakukan perbaikan layanan. Nantinya semua pelayanan lewat pelabuhan di Lampung ini dilakukan berbasis IT.
GM Pelindo Panjang Drajat Sulistyo menyatakan bahwa pihaknya terus mendorong semua pelayanan yang ada di IPC Panjang berbasis informasi tekonogi.
“Pada tahun 2020 Pelabuhan Panjang sudah menjadi pelabuhan yang memiliki pelayanan berkelas dunia,” kata Drajat usai acara go live marine operating system (MOS) atau layanan digital pandu dan tunda, di Panjang, Jumat (20/12).
Layanan digitalisasi ini, menurut Drajat, untuk memudahkan para pengguna jasanya dalam rangka mendorong peningkatan ekspor produk asal Lampung.
“Go live MOS merupakan digitalisasi proses perencanaan, pencatatan, pelaporan, dan informasi pelayanan kapal di Pelabuhan Panjang,” katanya.
Pengembangan maupun berbagai pembangunan pelabuhan Panjang selalu memperoleh dukungan dari gubernur Lampung Arinal Djunaidi.
Itu diungkapkan Asisten Bidang Administrasi Umum Pemprov Lampung Chandri saat mewakili Gubernur meresmikan go live MOS di Gudang CFS IPC Panjang, Pelabuhan Panjang, pada Jumat (20/12).
“MOS merupakan salah satu sistem pelayanan yang berbasis digital dalam proses perencanaan, pencatatan, pelaporan dan informasi pelayanan kapal di Pelabuhan Panjang,” kata Chandri.
Dalam sambutannya, Chandri menyatakan semua data terlacak dan dapat dimonitor melalui dashboard pelayanan.
“Dengan adanya penerapan sistem digitalisasi ini diharapkan pelayanan pemanduan dan penundaan akan semakin efektif yang nantinya dapat meningkatkan produktivitas dari Pelabuhan Panjang,” ujarnya.
Selain meresmikan Go Live MOS, Chandri juga meresmikan Gudang CFS (container freight station) dan dua unit roadsweeper PT Pelabuhan Indonesia Cabang Panjang.
“Pelabuhan Panjang merupakan satu-satunya pelabuhan di Lampung. Sebagai pintu gerbang ekonomi Lampung saat ini, PT Pelabuhan Indonesia II Cabang Panjang diharapkan terus melakukan pengembangan dalam hal peningkatan kualitas layanan, produktivitas serta kinerja yang lebih efektif dan efisien,” ungkap Chandri.
Dia juga mengatakan, selama ini Lampung belum memiliki fasilitas gudang CFS yang berkapasitas besar dan terintegerasi langsung dengan pelabuhan untuk penanganan barang impor berstatus LCL.
“Idealnya ada kawasan khusus bersifat layanan satu atap dan terintegrasi untuk barang LCL kargo di Pelabuhan Panjang agar konsolidasi untuk barang lebih cepat, efisien, dan efektif. Sebab, dengan adanya fasilitas yang terintegrasi ini penanganan kargo LCL dapat menurunkan masa inap barang,” katanya.
Keberadaan gudang LCL juga diharapkan dapat membantu industri kreatif di Lampung berkembang. Dengan adanya gudang CFS ini para pelaku industri kreatif dapat mengirimkan barang ke Luar negeri.
Sementara itu, Drajat Sulistyo mengatakan bahwa peresmian gudang CFS ini dalam rangka membantu Pemprov Lampung dalam meningkatkan ekspor di Pelabuhan Panjang.
Drajat mengungkapkan, IPC Panjang juga telah meluncurkan sistem pembayaran dengan virtual account dan e-invoice. Dengan virtual account pengguna jasa mendapat rasa aman dalam bertransaksi, tidak perlu melakukan konfirmasi ulang dan serta kemudahan saat melakukan transaksi. Sedangkan e-invoice merupakan layanan yang memudahkan pelanggan dalam melakukan pencetakan nota. (ant/**)